oleh

Preview Emilia Romagna MotoGP: Tidak ada Alasan Kali Ini…

Manado-Kata aneh dan gila sudah digunakan lebih dari sekali pada minggu ini untuk menggambarkan MotoGP 2020, setelah Franco Morbidelli menjadi pemenang balapan kelima yang berbeda dalam enam balapan terakhir. Hal ini membuat perebutan juara MotoGP tahun ini terbuka lebar.

Pada Emilia Romagna MotoGP ini pun bisa menjadi akhir pekan di mana segala sesuatunya menjadi lebih jelas terlihat.

Dikutip dari crash.net, dengan balapan terakhir baru saja usai pada pekan lalu, ditambah dengan satu hari tes, seharusnya tidak ada alasan untuk membuat kesalahan ataupun kehilangan kemampuan untuk bersaing kali ini. Dan pembalap utama seharusnya tahu akan hal ini.

Tekanan terus meningkat. Siapa yang akan tampil sebagai pemenang?

Fabio Quartararo dan Maverick Vinales pada akhir pekan ini di Emilia Romagna MotoGP akan menghadapi beberapa pertanyaan yang membuat canggung, setelah penampilan Minggu lalu menaikkan keraguan terhadap tujuan mereka untuk merebut gelar juara.

Sebagai pembelaan terhadap Quartararo, di mana ia tidak terlibat pertarungan sengit di Moto2 dan Moto3, penampilannya yang meroket dari debutan menjadi seorang rookie terkenal dan menjadi pembalap favorit untuk merebut juara MotoGP dalam waktu 18 bulan, membuat tekanan yang cukup untuk menggoyahkan bahkan meningkatkan kegugupannya.

Kembali ke Misano minggu ini akan menjadi sangat krusial bagi Quartararo. Penampilan yang bagus akan membuatnya bisa berisitrahat, sebaliknya, jika membuat kesalahan yang berulang, akan mengganggu pikirannya.

Hal yang sama juga bagi Vinales,  walaupun kebiasaannya yang tampil bagus pada kualifikasi tapi tidak pada balapan adalah sesuatu yang tidak biasa.

Andrea Dovizioso mengalami musim yang mengecewakan merujuk kepada standarnya yang tinggi. Namun memimpin klasemen sementara MotoGP walaupun hanya dengan satu kemenangan, mungkin menjadi hal paling penting yang pernah dilakukan Dovizioso.

Sementara Dovi yang telah memutuskan untuk berpisah dengan Ducati sangat tidak puas dengan motor yang berada di bawah  standard, ia terus membalap di tengah sejumlah isu pada motornya dan tetap menghasilkan poin.

Jadi ya, ia sudah berada di trek yang benar, yakni memimpin klasemen MotoGP saat hasil yang diraihnya di bawah standarnya. Dan memang hal ini adalah hal yang tidak biasa. Belum jelas apa yang akan diraihnya pada balapan di Misano, tetapi jika ia tetap menjalaninya dengan baik, walaupun dengan motor Ducati yang berada di bawah standar, selanjutnya ada sirkuit favorit sudah menunggunya ke depan.

Dapatkah Joan Mir muncul sebagai pembalap yang sangat tidak diperhitungkan menjadi kandidat juara tahun 2020? Hampir tidak kelihatan, pembalap Suzuki ini bukan saja hanya merangkak naik untuk bersaing dalam perebutan gelar juara, dan hanya selisih 16 poin dari pemimpin klasemen, tetapi ia juga merebut status sebagai pembalap terbaik di timnya, dari Alex Rins.

Hanya menjadi pembalap rookie papan bawah pada musim pertamanya di MotoGP tahun lalu, Mir, -seperti rekannya Quartararo dan Francesco Bagnaia,- meningkatkan daya saingnya pada 2020 ini.

Mir dalam posisi yang lebih baik. Tidak sama seperti Quartararo dan Bagnaia, Mir memiliki tim pabrikan besar yang mendukung di belakangnya. Suzuki sepertinya belum terlihat maksimal, di mana penampilan untuk satu lap dan awal balapan masih kurang baik.

Walaupun demikian, dengan balapan yang panjang, Suzuki terlihat konsisten. Untuk memperluas pendapat ini, bukan kebetulan Quartararo dan Dovizioso mengatakan Suzuki adalah motor yang mereka takutkan saat melihat mereka berada di grid depan.

Sebelumnya, Rins yang mereka takutkan, namun sekarang Mir juga. Dan dengan penampilanya di Austria dan saat mendahului Rossi dengan mulus di Misano minggu lalu, Rins dan Mir terlihat seperti paket yang sangat komplit di musim yang sungguh tidak menentu ini.(jma)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *