oleh

Direct Call Manado-Tokyo Angkut Komoditi dari Ambon, Makassar, Surabaya

Manado-Eksportir dari Ambon, Makassar bahkan Surabaya sudah mulai memanfaatkan direct call export atau penerbangan langsung ekspor dari Bandara Internasional Sam Ratulangi (Samrat) Manado ke Tokyo, Jepang. Jumlah komoditi yang diangkut oleh pesawat Garuda Indonesia A330-200 pun mengalami tren peningkatan.

General Manager (GM) PT. Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado, Minggus E.T. Gandeguai menyampaikan, pada edisi perdana tanggal 23 September, baru komoditi dari Manado dan Ambon, selain dari Jakarta yang diangkut melalui direct call ini. Kemudian pada edisi ketiga, 7 Oktober, eksportir dari Makassar sudah memanfaatkan direct call ini. Dan pada tanggal 14 Oktober, eksportir Surabaya juga melakukan ekspor lewat bandara Sam Ratulangi.

“Sehingga pada tanggal 14 Oktober, ada komoditi dari empat kota yang melakukan ekspor dari bandara Sam Ratulangi, yaitu Manado, Ambon, Makassar dan Surabaya. Selain tentunya dari Jakarta,” kata Minggus, Sabtu (24/10/20).

Baca juga: Direct Call ke Jepang, Eksportir Bisa Hemat Biaya Logistik 50%

Pesawat Garuda Indonesia yang digunakan untuk direct call ini sebelumnya datang dari Jakarta dan juga mengangkut komoditi dari sana.

Melihat semakin bertambahnya eksportir dari berbagai kota yang memanfaatkan direct call ini, Minggus pun yakin masa depan bandara Sam Ratulangi menjadi super hub cerah. Sebab dengan posisi yang strategis karena dekat dengan kota-kota di Asia, bandara Sam Ratulangi memang sangat tepat untuk dijadikan hub. Biaya logistik menjadi lebih murah dan tentu saja meningkatkan daya saing. Penerbangan langsung ini dilakukan seminggu sekali yakni setiap hari Rabu malam dan tiba di Tokyo pagi keesokan harinya.

Minggus mengatakan, pada tanggal 23 September 2020, jumlah komoditas yang diangkut sebanyak 12.159 kg, kemudian taggal 30 September 15.720 kg, tanggal 7 Oktober 15.053 kg dan tanggal 14 Oktober 14.498 kg. Pada tiga edisi perdana, komoditi yang diangkut dari Jakarta di atas 2.000 kg, sementara pada edisi keempat tanggal 21 Oktober hanya 395 kg.

Sebaliknya komoditi dari Manado, Ambon, Makassar dan Surabaya meningkat. Sejak edisi perdana tanggal 23 September, komoditi yang diangkut sebanyak 9,827 kg, tanggal 30 September 13,590 kg, 7 Oktober 12,941 kg, dan 14 Oktober 14,103 kg.(selengkapnya lihat grafis).(jm)

Berita terkini:

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *