oleh

Empat Pemain Lolos ke Final Bridge International Competition

Manado-Setelah menyelesaikan hari pertama babak penyisihan Bridge International Competition (BIC) yang berlangsung di tiga platform bridge online, yaitu Bridge Base Online (BBO), Fun Bridge dan China Bridge Online, Selasa (27/10), sudah ada empat pemain dari Indonesia yang lolos ke babak final.

Keempat pemain tersebut masing-masing Edwin Adriyanto yang berada di peringkat pertama dengan raihan 64.30%. Kemudian Youbert Sumarauw dengan perolehan 59.06% di peringkat 8 disusul Bert Toar Polii yang meraih 58.34%  di peringkat 10 serta Eddy Supriyanto di peringkat 11 yang berhasil meraih 58.04 persen

“Ternyata empat pemain yang lolos sudah berprestasi juga di bridge offline.  Kedua pemain Edwin Adriyanto dan Eddy Supriyanto adalah pasangan yang menjadi juara Kejuaraan Pasangan 2nd South East Asia Bridge Federation Championship yang berlangsung di Jakarta tahun 2017, Sementara Youbert Sumarauw adalah pemain tim nasional Indonesia yang berpasangan dengan Ronny Eltanto,” kata Bert Toar Polii.

Menurut Bert Toar Polii, Bridge International Competition digelar oleh World Bridge Federation (WBF) bekerjasama dengan tiga platform bridge online diatas yang akan berlangsung dua tahap. Tahap pertama adalah babak penyisihan dimulai Senin 26 Oktober 2020 dan akan berakhir Kamis 29 Oktober 2020.

Pada babak penyisihan ini, setiap hari disediakan 25 pertandingan masing-masing12 papan untuk dimainkan peserta.”Karenaarena di Indonesia, pemain bridge lebih akrab dengan BBO maka saya bakan coba menjelaskan tentang pertandingan yang berlangsung di BBO,” ujar Bert Toar Polii.

Agar bisa berlaga di tahap kedua, yaitu babak final maka peserta harus minimal memainkan 10 pertandingan dari 100 pertandingan yang tersedia. Namun tidak berhenti disitu, setiap peserta harus meraih angka 55% dalam setiap pertandingan atau rata-rata 55% untuk 10 pertandingan.

Kalau belum tercapai perolehan itu, peserta bisa memainkan pertandingan tambahan sampai mencapai skor rata-rata 55%. Ini bisa terjadi karena yang dihitung hanya 10 pertandingan terbaik. Dengan kata lain jika pemain memainkan misalnya 15 pertandingan maka hanya 10 skor terbaik yang akan dihitung.

Pada hari pertama, tercatat ada 736 peserta dari berbagai Negara. Dari Indonesia sendiri tercatat ada 19 pemain yang ikut berpartisipasi. Dengan demikian Indonesia sudah berhak untuk mendapatkan juara Indonesia. Karena sesuai persyaratan untuk disediakan hadiah atas nama Negara, minimal harus diikuti oleh 10 peserta.

Sedikitnya peserta dari Indonesia karena masih banyak pemain yang belum akrab berpasangan dengan robot. Kendala berikut adalah masih banyak yang belum mengenal challenge. Kendali lain, untuk ikut bertanding harus punya BBO$ Padahal untuk membeli BBO$ pemain butuh kartu kredit, Ditambah juga karena kesalahan masa lalu ada larangan transfer BBO$ antar pemain.

“Kendala terakhir adalah mahal. Untuk bermain 12 papan harus membayar 3 BBO$ atau setara 3 US$. Untunglah disaat terakhir PB Gabsi mengeluarkan kebijaksanaan untuk mengganti uang pendaftaran sebesar US$ 50 buat peserta yang lolos ke babak final,” tambah Bert Toar Polii.(*/hja)

Berita terkini:

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *