oleh

Pejuang Olahraga Sulut Masih Belum Tersentuh Penghargaan

Manado-Pemerintah Republik Indonesia yang dipimpin Presiden Joko Widodo, telah memberikan penghargaan bagi para pahlawan olahraga, yang pernah mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional.

Dari puluhan bahkan ratusan pahlawan olahraga yang telah diberikan penghargaan pemerintah pusat, beberapa nama pejuang olahraga asal Sulut yang telah menerima penghargaan tertinggi dalam bidang olahraga yakni Satya Dharma Olahraga adalah Henky Lasut dan Eddy Manoppo dari cabang olahraga bridge.

Sebenarnya, penghargaan berupa satya lencana dari Presiden yang diserahkan melalui Kemenpora RI dalam rangka Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) Tahun 2020, ada tujuh orang atlet berprestasi internasional asal Sulut. Tapi, lima atlet lainnya, dalam beberapa tahun terakhir mewakili daerah lain.

Para atlet asal Sulut selain Henky dan Eddy, yang diganjar penghargaan Satya Dharma Olahraga adalah Bert Toar Polii, Frangky Karwur, Santje Panelewen dan Giovanni Watulingas juga dari cabor bridge. Sementara satu atlet lainnya adalah Flandy Limpele dari Cabor Bulutangkis. Kendati merupakan atlet Kawanua, tapi lima atlet tersebut saat ini tidak memperkuat Sulut di tingkat nasional.

Sebenarnya, selain Henky dan Eddy, Sulut juga memiliki pahlawan olahraga yang pernah berjaya di level internasional. Dari cabor bridge sudah cukup banyak. Contohnya Abdul Malik, peraih emas Cabor Pencak Silat di Asian Games. Kemudian Bill Mondigir dan Elvita Lasut peraih perunggu di Asian Games Jakarta Tahun 2018.

Juga ada nama-nama seperti Farrand Buyung Papendang (Tinju), Brian Lawitan (Kickboxing), Angelina Runtukahu (Muaythai), Richard Tarega (Anggar), Hidayat Limuno (Pencak Silat) dan Mario Albasa (Soft Tennis).

Keenam atlet tersebut terakhir meraih prestasi berupa medali perunggu di SEA Games Philipina Tahun 2019. Sayangnya, hingga Tahun 2020, keenam atlet yang patut disebut pejuang olahraga Bumi Nyiur Melambai, masih belum tersentuh penghargaan. Padahal, Tahun 2020 ini, mereka telah diusulkan oleh KONI Sulut untuk bisa mendapatkan penghargaan saat Haornas, September lalu.

Selain mereka, ada juga atlet difabel Sulut, yang sukses meraih prestasi internasional, yakni Tangkisan Steven Sualang. Meski masuk kategori olahraga paralimpian, tapi Sualang telah berulang kali mengibarkan sang merah putih di iven regional Asia Tenggara hingga di tingkat Asia. Terakhir Sualang mampu menyumbangkan medali perunggu dari Cabor Renang di Asian Paralimpik, iven yang digelar setelah Asian Games Tahun 2018 di Jakarta.

Meski sudah beberapa kali mengibarkan sang saka merah putih di iven tingkat internasional, Steven Sualang masih belum tersentuh penghargaan dari pemerintah provinsi Sulut. Memang sangat ironis ketika provinsi lain sangat memperhatikan para pejuang olahraga yang berprestasi, tapi di Sulut masih belum tersentuh.

Jawa Timur bahkan dalam dua tahun terakhir ini telah memberikan penghargaan dalam bentuk tali kasih bagi para pahlawan olahraga. Sejumlah nama mantan atlet Jatim dalam rangkaian Hari Pahlawan Tahun 2020 mendapatkan tali kasih dari pemerintah Jatim melalui KONI Jatim.

Apa yang dilakukan oleh Jawa Timur patut dicontoh oleh pemerintah daerah Sulut. Peran KONI juga sangat penting dalam memperjuangkan nasib para pejuang bahkan pahlawan olahraga lewat pemberian penghargaan dikala Hari Olahraga Nasional dan Hari Pahlawan. Semoga!.(hja)

Berita terkini:

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *