oleh

Edwin Ajak Pelaku IKM dan Petani Sulut Lakukan Ekspor

Barometer.co.id-Manado. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Edwin Kindangen mengajak pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) dan petani di Sulut untuk melakukan ekspor dengan memanfaatkan direct call ke Jepang dan Singapura. Peluang untuk ekspor sangat terbuka, sebab pasarnya sudah ada dan ditunjang dengan penerbangan langsung sehingga biaya logistik menjadi lebih murah.

“Saat ini, Disperindag Sulut bersama Kadin Sulut mengikuti Food Expo di Tokyo, Jepang yang berlangsung 9 sampai 12 Maret. Pada kegiatan tersebut, kita mengirimkan 32 sampel produk, mulai dari hasil pertanian hingga hasil olahan perikanan maupun pertanian. Dan bersyukur, produk tersebut diterima di Jepang. Sehingga ini merupakan peluang bagi petani maupun pelaku IKM Sulut untuk melakukan ekspor,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Edwin Kindangen pada kegiatan Pasar Lelang Komoditi Agro, Rabu (10/03) di hotel Quality Manado.

Ia mengatakan, tonase yang diangkut direct call ke Jepang dan Singapura belum memenuhi kuota. Artinya masih tersedia cukup ruang untuk ekspor komoditi lainnya pada penerbangan langsung tersebut. Hal inilah yang bisa dimanfaatkan oleh IKM maupun petani untuk melakukan ekspor.

Untuk membantu petani maupun IKM mengekspor produknya, Edwin mengajak eksportir yang juga pengurus Kadin Sulut, Flory Mamesah. Flory selama ini merupakan eksportir yang telah memanfaatkan direct call ke Jepang. “Biaya logistik dengan menggunakan direct call jauh lebih murah, bisa mencapai 50 persen,” katanya.

Namun baik Edwin maupun Flory mengingatkan jika hasil produk yang akan diekspor ke Jepang harus memiliki kualitas yang baik. Sebab Jepang hanya menerima kualitas A, di luar itu, mereka tidak akan menerimanya. Termasuk harus bersih dari pestisida. Jika mereka menemukan ada pestisida maka mereka tidak akan menerima produk tersebut. Begitu juga dengan kadar air untuk hasil pertanian harus rendah. “Selain itu, ketersediaan produk juga harus selalu terjaga. Jangan sampai hanya satu kali ekskpor kemudian terhenti karena produknya tidak ada,” tambah Flory.(jou)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *