oleh

Dialog dengan Wamendag, Dinas Perdagangan Kab/kota Sampaikan Sejumlah Permintaan

Barometer.co.id-Manado. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Jerry Sambuaga menyempatkan diri berdialog dengan Kepala Dinas Perindustrian (Disperindag) dan Perdagangan Sulut serta Kepala Dinas yang membidangi perdagangan di kabupaten/kota di Sulut. Dialog ini digelar di Disperindag Sulut, Rabu (10/03) atas prakarsa Disperindag Sulut.

Dialog ini dihadiri juga oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Edwin Kindangen, Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat serta eksportir yang banyak melakukan ekspor dengan memanfaatkan direct call ke Jepang, Flory Mamesah.

Kesempatan yang bagus ini pun dimanfaatkan oleh kepala dinas yang membidangi perdangangan di kabupaten/kota untuk menyampaikan secara langsung permintaan dan harapan kepada Sambuaga. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Alsyafri U. Kadullah menjadi yang pertama menyampaikan permohonan.

“Saya dari Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, kabupaten yang baru beberapa tahun dimekarkan. Pada kesempatan ini, kami meminta kepada Pak Wamendag agar Kementerian Perdagangan dapat memberikan pelatihan kepada UMKM yang ada di Kabupaten Bolsel,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Minahasa, Debby Bukara menyampaikan beberapa hal, antara lain meminta kepada Sambuga agar dapat menyelesaikan pembangunan pasar rakyat di Kecamatan Langowan yang belum selesai. Selain itu, ia juga meminta kepada Sambuaga agar bisa memfasilitasi pengusaha ikan mujair agar bisa melakukan ekspor.

“Di Minahasa banyak pengusaha ikan mujair. Produksinya juga banyak, namun sayangnya mereka belum bisa melakukan ekspor. Untuk itu kami meminta kepada Pak Wamendag agar bisa memberikan bantuan berupa pelatihan bagaimana mengolah ikan mujair agar layak untuk diekspor,” ujar Debby.

Kepala Dinas yang membidangi perdagangan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Tadjudin Sainkadir hanya menyampaikan terima kasih kepada Sambuaga yang telah menerima Bupati Sangihe, Jabes Gaghana di kantornya untuk berdialog.

Sedangkan Kepala Bidang di Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Manado,  Jetty Krisen menyampaikan, kota Manado membutuhkan tambahan pasar rakat. “Pasar rakyat yang ada saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Manado,” katanya.

Sedangkan dari Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) menyampaikan agar Sambuaga dapat memfasilitasi branding produk pertanian yang dihasilkan daerah ini. “Saat ini, produk pertanian dari Bolmong yaitu jagung dijual ke Gorontalo. Jagung tersebut kemudian dijual lagi namun ke daerah lain dan menyebut berasal dari Gorontalo. Padahal jagung tersebut berasal dari Bolmong. Oleh sebab itu kami meminta pak Wamendag agar bisa memfasilitasi untuk branding jagung dari Bolmong,” kata Kepala Bidang di Dinas yang membidangi perdagangan di Bolmong.

Sementara dari Disperindag Sulut meminta dibuatkan pasar induk di Manado. “Kota Manado sudah perlu pasar induk. Ini harapan kami, semoga dapat segera terwujud,” kata Edwin yang memprakarsai dialog ini.

Menjawab apa yang disampaikan para kepala dinas tersebut, Sambuaga mengatakan ia akan berusaha untuk membantu mewujudkan permintaan tersebut. “Permintaan yang diajukan oleh bapak ibu harus dimasukkan dalam bentuk proposal. Silakan buat proposal dengan menyertakan detilnya dan masukkan ke Kemendag. Nanti akan saya follow up dan mengawalnya,” katanya.

Ia mengatakan, Sulawesi Utara mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Sebab ia merupakan warga kawanua. “Saya sering ke Sulut untuk mengikuti berbagai acara. Dua pekan lalu, saya bersama pak Arbonas meresmikan digitalisasi pembayaran di pasar segar. Saya juga menghadiri beberapa acara lainnya di Sulut,” katanya.

Dialog ini juga dihadiri oleh eksportir Flory Mamesah. Selama ini, ia telah melakukan ekspor dengan memanfaatkan direct call ke Jepang. Kesempatan ini pun dimanfaatkannya untuk menyampaikan permintaan untuk kemudahan melakukan ekspor. “Kami masih perlu bantuan dari Kementerian Perdagangan, terutama untuk mempersiapkan komoditi ekspor dari Sulut supaya memiliki kualitas yang baik. Sebab saat ini, beberapa komoditi yang dieskpor memiliki kadar air yang tinggi,” katanya.

Selain itu, ia juga menyampaikan kendala melakukan ekspor kopi dan vanili. “Untuk mengekspor kopi dan vanili, ternyata harus masuk asosiasi kopi dan vanili. Oleh sebab itu saya meminta bantuan kepada pak Wamen agar bisa memfasilitasi supaya kami dapat mengekspor kopi dan vanili,” ujar Flory.

Menanggapi hal ini, Sambuaga pun mengatakan akan membantu agar kopi dan vanili dari Sulut dapat diekspor langsung.(jm)