oleh

Tak Capai Target Vaksinasi, Camat dan Kapus Siap-siap Diistirahatkan

Barometer.co.id – Amurang.
Hingga bulan November capaian warga divaksinasi dosis satu Covid-19 belum melampaui 60 persen dari target 173.000 warga Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel). Capaian tersebut masih sangat jauh, mengingat hingga minggu kedua bulan Desember harus 75 persen.

Lambannya vaksinasi kepada warga tak pelak membuat Bupati Franky Donny Wongkar berang. Pada rapat evaluasi pekan lalu dia menyemprot Camat dan Kepala Puskesmas. Dia bahkan menyatakan akan segera melakukan evalusi. Bila gagal capai target maka sanksi akan diberikan.

“Menghadapai Pendemi yang telah turut menyerang perekonomian kita, harus serius dan fokus. Jangan ada yang main-main atau pasrah dengan keadaan. Apalagi kita diperhadapkan dengan kemungkinan gelombang III,” tegasnya saat penandatanganan kesanggupan untuk memfasilitasi, mengawasi dan menyelesaikan pelaksanaan Vaksinasi Covid di wilayah masing-masing.

Dia juga mengungkapkan seharusnya tidak perlu sampai main ancam dan berkata keras, karena merupakan tanggung jawab. Namun kalau tidak seperti ini, semua bekerja di bawah standar. “Seharusnya saat ini bekerja keras karena Covid-19 masuk kasus luar biasa. Jangan ada sampai pasrah bila ada tantangan,”tegasnya.

Dia juga memintakan semua Satukan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ikut mensukseskan program vaksinasi. “Perlu kerja bersama dan bersama bekerja. Jangan sampai terjadi ledakan kasus lagi baru kemudian bertindak. Tidak lama lagi bulan Desember, semua harus bertindak. Ini tidak main-main, saya akan bertindak tegas dan keras. Jadi catatan vaksinasi dosis dua belum menyentuh 40 persen, masih jauh,” ancamnya.

Capain vaksinasi yang masih rendah akan menggagalkan upaya penciptaan herd immunity. “Dampaknya sangat besar, dapat kembali menghantam perekonomian. Apalagi kita saat ini sudah kembali dinaikkan level PPKM menjadi III,” pungkasnya.

Sementara itu sejumlah camat dan Kapus mengungkapkan adanya sejumlah kendala untuk menggerakkan warganya melaksanakan vaksinasi. Seperti kurangnya tenaga kesehatan dan cool box. Belum lagi aktifitas warga yang tidak sesuai dengan jam kerja petugas vaksin.

Parahnya lagi masih banya warga termakan isu hoax. Sehingga mereka enggan divaksin karena takut dengan dampak yang diakibatkan. Sehingga diperlukan edukasi secara lebih luas.(jim)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *