oleh

Fasilitas Miliaran Rupiah di Pelabuhan Perikanan Terbengkalai

Barometer.co.id – Amurang.
Pelabuhan Perikanan Mobongo di Minahasa Selatan (Minsel) memiliki memiliki fasilitas terbilang lengkap. Selain dermaga, pelabuhan juga dilengkapi pelelangan, coolstorage, pabrik es, stasiun pengisian bahan bakar.

Sayangnya fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan dampak ekonomi bagi nelayan dan Minsel lebih luas tidak dipergunakan. Bahkan sebagian fasilitas seperti dibiarkan rusak ‘termakan’ alam. Contohnya saya coolstorage dan pabrik es yang dibangun dengan anggaran puluhan miliar, perlahan tampak mulai rusak tanpa digunakan.

Terpantau juga di lahan parkir kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) yang masuk kawasan Pelabuhan Perikanan, kembali dibangun coolstotage. Padahal yang sudah ada juga belum dimanfaatkan. Sayangnya bangunan baru tersebut belum selesai dibangun dan seperti ditinggalkan serta rusak dengan sendirinya.

Kepala DKP Minsel Alexander Sonambela ketika dikonfirmasi tidak menampik keberadaan fasilitas di Pelabuhan Perikanan dalam kondisi memprihatinkan. Sayangnya Kadis tidak menjelaskan keberadaan bangunan coolstotage yang tidak selesai dibangun dan dalam keadaan terlantar. Dia hanya mengatakan ada investor.

“Untuk bangunan dimaksud sudah ada investor bidang perikanan untuk menampung ikan. Mereka sudah membersihkan dan mengecat beberapa bangunan, termasuk pompa bensin dan solar,” jelas Sonambela.

Lanjut dikatakan Kadis, sayangnya pekerjaan belum selesai investor sudah kembali ke Jakarta. Pulangnya investor dikatakan karena adanya Covid-19. “Memang sekarang belum selesai tapi beberapa waktu lalu mereak sudah kontak untuk memulai lagi kegiatan dimaksud,” tekannya.

 Belumnya dimanfaatkan fasilitas-fasilitas dan kini bahkan sebagian besar telah rusak, tentu sangat disayangkan. Apalagi anggaran yang telah digelontorkan mencapai puluhan miliar. Tak heran bila perikanan di khususnya tangkap di Minsel sulit berkembang. 

Selama ini nelayan kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Es atau penampung ikan. Padahal fasilitasnya ada namun tidak dipergunakan. Begitu pula tempat pelelangan ikan. Tak heran banyak nelayan dan pemilik kapal penangkap ikan lebih memilih bongkar muat di pinggir jalan Boulevard.

“Tentu sangat disayangkan memang bila fasilitas puluhan miliar dibiarkan menganggur dan akhirnya rusak, ujungnya mubazir. Selain anggarannya dibiayai oleh pajak, fasilitas tersebut pada akhirnya tidak memiliki nilai tambah. Makanya perlu dievaluasi kembali agar APBD benar-benar berdampak memakmurkan rakyat bukan hanya perorangan saja,” tutur Henks Ruus selaku pemerhati Minsel.(jim)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *