oleh

BI: Peningkatan Mobilitas dan Konsumsi Dorong Tekanan Inflasi Sulut Maret 2022

Barometer.co.id-Manado. Kota Manado pada bulan Maret 2022 mengalami inflasi 0,40 persen, sementara Kota Kotamobagu 0,87 persen. Inflasi tersebut lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara melihat, kenaikan mobilitas masyarakat seiring dengan melandainya kasus Covid-19 di Sulawesi Utara menjadi pendorong utama inflasi Sulut.

Secara tahunan, inflasi tahunan Kota Manado tercatat sebesar 1,59% (yoy), sementara inflasi tahunan Kota Kotamobagu sebesar 3,20% (yoy). Inflasi tahunan Manado masih tercatat lebih rendah dibandingkan dengan rentang target nasional yang sebesar 3±1%.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Arbonas Hutabarat mengatakan, kelompok Transportasi melalui komoditas Angkutan Udara menjadi pendorong utama tekanan inflasi di Manado pada Maret 2022, disusul oleh Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Komoditas Angkutan Udara memberikan andil inflasi sebesar 0,301% (mtm).

“Peningkatan harga komoditas ini sejalan dengan melandainya kasus aktif Covid-19 di Sulut, serta relaksasi kebijakan tes antigen/PCR bagi pelaku perjalanan yang telah melakukan vaksinasi dosis ke-2 atau vaksinasi dosis ke-3 (booster). Hal tersebut ditengarai mendorong peningkatan permintaan dan harga komoditas angkutan udara terutama pada maskapai yang termasuk dalam Low-cost Carrier (LCC),” kata Arbonas.

Di samping itu, dari Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, inflasi didorong oleh komoditas emas perhiasan dengan andil 0,069% (mtm). Sementara dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, komoditas cabai rawit, bawang merah, dan minyak goreng menjadi pendorong inflasi dengan andil masing-masing 0,198% (mtm), 0,036% (mtm), dan 0,020% (mtm).

Penurunan pasokan cabai rawit dan bawang merah akibat tidak maksimalnya panen di wilayah pemasok menyebabkan peningkatan harga kedua komoditas tersebut di tengah peningkatan permintaan dan konsumsi seiring peningkatan mobilitas masyarakat di luar ruangan pasca melandainya kasus Covid-19.

Selanjutnya, peningkatan harga komoditas minyak goreng terjadi pasca relaksasi kebijakan HET, sehingga harga minyak goreng kemasan mulai mengikuti mekanisme pasar. Di sisi lain, terjaganya kondisi cuaca di perairan mendukung ketersediaan pasokan perikanan antara lain ikan selar/tude, ikan cakalang/sisik, ikan oci, ikan lolosi, ikan kembung, ikan nike, dan ikan malalugis/sohiri, sehingga menahan tekanan inflasi Kota Manado dengan total andil deflasi sebesar – 0,271% (mtm).

Sementara Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau di Kotamobagu menjadi pendorong utama inflasi dengan andil 0,84% (mtm), dari inflasi umum Kotamobagu sebesar 0,87% (mtm). Tekanan inflasi terutama didorong oleh komoditas cakalang diawetkan, cabai rawit, dan daun bawang dengan andil masing-masing 0,36% (mtm), 0,16% (mtm), dan 0,09% (mtm).

Peningkatan aktivitas masyarakat, salah satunya tercermin dari Google Mobility Report ritel dan grosir yang pada bulan Maret 2022 sebesar 4,12 di atas baseline, meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,18 di atas baseline ditengarai mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Dari sub kelompok tembakau, rokok putih dan rokok filter mencatatkan inflasi dengan total andil 0,11% (mtm).

Di sisi lain, sama halnya dengan Kota Manado, komoditas perikanan antara lain ikan malalugis/sohiri, ikan tongkol, ikan nike, dan ikan dencis di Kotamobagu menahan tekanan inflasi meningkat lebih tinggi di bulan Maret 2022.(jm)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *