Barometer.co.id-Manado. Pada bulan Agustus 2024, Provinsi Sulawesi Utara kembali mengalami deflasi 0,54 persen (mtm). Ini merupakan deflasi ketiga kalinya secara berturut-turut, dan keenam kalinya sepanjang tahun 2024. Inflasi Tahun Kalender Sulut sampai dengan Agustus 2024 pun -0,11 persen. Sementara inflasi year on year tercatat sebesar 3,66 persen.
Deflasi yang terjadi pada bulan Agustus 2024 menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Adil Adha, terutama disebabkan oleh kelompok pengeluaran Makanan, Minuman dan Tembakau yang mengalami deflasi 1,84 persen. “Andil deflasi kelompok ini mencapai 0,60 persen, dari total deflasi bulan Agustus 0,54 persen,” kata Aidil.
Kelompok yang juga mengalami deflasi tinggi adalah Pendidikan sebesar 1,29 persen. Namun karena bobotnya kecil, andil inflasi hanya -0,04 persen. Sementara kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah Rekreasi, Olahraga dan Budaya sebesar 1,59 persen dan memberikan andil inflasi 0,02 persen. “Kelompok ini juga memiliki bobot yang rendah sehingga andil terhadap inflasi juga kecil,” ujar Aidil.
Aidil mengatakan, komoditas pendorong inflasi terbesar pada bulan Agustus secara month to month adalah Angkutan udara 0,13 persen, cabai rawit 0,13 persen dan Ikan Malalugis 0,05 persen. Sedangkan komoditas penahan inflasi tertinggi adalah tomat -0,46 persen, Daging ayam ras -0,10 persen dan daun bawang juga -0,10 persen.
Inflasi di kota/kabupaten lainnya di Sulawesi Utara, semuanya mengalami deflasi. Deflasi terdalam terjadi di Kabupaten Minahasa Utara -1,67, kemudian Minahasa Selatan -1,08 persen, Kotamobagu -0,35 persen dan Manado, -0,07 persen.
Untuk inflasi year on year, Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi tertinggi yakni 10,42 persen dengan andil inflasi 3,17 persen. Kemudian kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 3,63 persen dengan andil inflasi 0,37 persen. Sementara kelompok yang mengalami deflasi terdalam adalah Pakaian dan alas kaki sebesar -3,14 persen dengan andil inflasi -0,19 persen.
Komoditas pendorong inflasi secara year on year terbesar adalah daging babi 1,35 persen, cabai rawit 1,02 persen dan beras 0,62 persen. Dan komoditas penahan inflasi terbesar adalah tomat -0,17 persen, ikan tude -0,10 persen dan ikan malalugis -0,09 persen.(jou)