Barometer.co.id-Manado. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kakanwil DJP) Suluttenggomalut, Eureka Putra menyampaikan, Sulawesi Utara menghadapi tantangan ketidakpastian global, seperti kebijakan stimulus ekonomi Tiongkok, krisis politik di Eropa, dan dampak kebijakan Trump 2.0 terhadap negara berkembang. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara tahun 2024 tetap stabil di atas 5%, dengan ekspor-impor yang menunjukkan surplus dan daya beli masyarakat yang terjaga.
Hal ini dikatakan Eureka saat menyampaikan executive summary APBN Sulawesi Utara pada kegiatan Bacirita APBN: ALCo Regional Sulawesi Utara hingga 31 Desember 2024, Jumat (31/01/25).
“Tingkat inflasi tetap terkendali, sementara penerimaan perpajakan dan PNBP melampaui target. Realisasi belanja negara menunjukkan penyerapan yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, terutama dalam belanja kementerian/lembaga serta transfer ke daerah,” kata Eureka.
Dari sisi indikator ekonomi, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada Triwulan III 2024 mencapai 5,21% yoy, lebih tinggi dari nasional. Ekspor nonmigas didominasi lemak dan minyak nabati, sementara impor terbesar adalah bahan bakar mineral. Tingkat inflasi tetap rendah, tingkat kemiskinan menurun menjadi 6,7%, dan rasio gini menunjukkan ketimpangan yang membaik.
Eureka mengatakan, realisasi APBN mencapai 101,70% dari target dengan defisit Rp17,89 triliun, sementara APBD terealisasi 95,61% dengan belanja pegawai sebagai komponen terbesar. Sedangkan dari penerimaan perpajakan menutup tahun 2024 tercapai sebesar 100,22%.
“Ke depan, tantangan utama adalah administrasi, pertanggungjawaban, serta efisiensi belanja dalam implementasi APBD 2025 sesuai regulasi perpajakan daerah,” ujarnya.
Bacirita APBN: ALCo Regional Sulawesi Utara dihadiri oleh masing-masing perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Utara beserta undangan lainnya, kegiatan ini diadakan secara daring (31/12).(jou)