Barometer.co.id-Manado. Pada bulan Maret 2025, nilai ekspor Sulawesi Utara (Sulut) turun 7,8% secara bulanan (mtm) menjadi 92,36 juta dolar AS. Penurunan nilai ekspor ini terutama disebabkan oleh turunnya nilai ekspor komoditas andalan Sulut yakni Lemak dan minyak hewani/nabati sebesar 7,19%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Aidil Adha mengatakan, komoditas ekspor terbesar Sulut masih dari Lemak dan minyak hewani/nabati. “Pada bulan Maret 2025, nilai ekspor Lemak dan minyak hewani/nabati sebesar 65,49 juta dolar AS dan mencapai 70,91 persen dari total ekspor Sulut. Nilai tersebut turun secara bulanan, namun secara tahunan meningkat sangat tinggi yakni sebesar 354,68 persen,” kata Aidil, Senin (21/04/25).

Komoditas tersebut menurut Aidil dieskpor ke delapan negara, yaitu Tiongkok, Brazil, Amerika Serikat, Filipina, Belanda, Korea Selatan, Malaysia dan Jerman.

Aidil mengatakan, Komoditas dengan nilai ekspor terbesar kedua adalah Ikan, Krustea dan Moluska sebesar 6,13 juta dolar AS, turun 20,53% (mtm) dan turun 30,01% secara tahunan (yoy).

Komoditas selanjutnya adalah Olahan dari daging, ikan, krustea dan moluska sebesar 5,45 juta dolar AS. Nilai tersebut naik 6,11% (mtm) namun turun 15,69% (yoy).

“Dua komoditas tersebut masing-masing memiliki share terhadap total ekspor Sulut sebesar 6,64 persen 5,90 persen,” ujar Aidil.

Negara tujuan ekspor terbesar Sulut masih ke Tiongkok senilai 30,93 juta dolar AS (33,49%), Brazil 11,88 juta dolar AS (12,86%) dan Amerika Serikat 9,26 juta dolar AS (10,02%).

Sementara itu, nilai impor Sulut pada Maret 2025 sebesar 8,52 juta dolar AS, turun 59,67% (mtm) dan turun 52,80 (yoy). Komoditas impor Sulut didominasi oleh Bahan Bakar Mineral sebesar 6,98 juta dolar AS yang mencapai 81,93% dari total impor. Negara asal impor terbesar adalah Malaysia, Tiongkok dan Thailand.(jou)