oleh

Pendemi Covid, Dana Hibah KONI dan PMI Minsel Buat Apa?

Amurang-Dana hibah lewat APBD 2020 yang diberikan pada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Palang Merah Indonesia (PMI) kembali disoal. Pasalnya sepajang 2020 tidak diperbolehkan menggelar kegiatan sehubung Pendemi Covid-19. Lalu anggaran tahap I yang masing-masing Rp 750 juta dan Rp 800 juta dibuat apa?

Untuk KONI yang dipimpin James Kojongian, tidak terlihat adanya kegiatan yang dapat menyedot anggaran dalam jumlah besar. Baik even lomba maupun pelatihan dari informasi juga tidak ada satupun digelar. Bahkan para atlit dan pelatih juga tidak mendapatkan santunan. Sedangkan atlit dan pelatih yang termasuk kelompok rentan atas dampak Pendemi Covid-19.
“Coba pak James selaku ketua KONI buka-bukaan kemana saja dana hibah digunakan. Kalau benar-benar orang baik pasti bersedia transparan apalagi untuk penggunaan dana negara. Kan setahu kami sejak Januari hingga September tidak ada kegiatan olahraga, lalu dikemanakan anggarannya. Kalau tidak transparan jangan salahkan bila masyarakat curiga bila anggarannya bukan ditujukan bagi pengembangan olahraga di Minsel,”tutur Ketua LSM LAKRI Minsel Franky Mamengko.
Dia juga menyasar penggunaan dana hibah PMI yang diketuai Michaela E Paruntu. Dia memintakan seluruh penggunaan disampaikan kepada publik untuk menepis dugaan-dugaan diselewengkan. Sebab sama seperti KONI, tidak terlihat adanya kegiatan yang menguras dana besar. Jangan sampai malah digunakan untuk kampanye.
“Hibah bagi PMI rutin diberikan setiap tahun. Besarannya Rp 1 miliar lebih, tapi kalau mau jujur masyarakat tidak merasakan kegiatan dari PMI. Lalu dikemanakan saja anggarannya disalurkan. Semoga selaku calon bupati dengan membawa slogan orang baik dapat terbukti dengan transparan atas penggunaan dana hibah. Kami juga mau tau dimana kantor atau sekretariat PMI yang aktif?,” sebutnya.
Pada bagian lain dari informasi yang diperoleh baik KONI maupun PMI sudah beberakali menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Atas dasar inilah kecurigaan masyarakat pada kedua lembaga dialaskan. “Intinya mari kita transparan dan jujur apalagi yang mengaku orang baik. Bila tidak transparan jangan salahkan masyarakat bila menumpukkan kecurigaan, pungkasnya.(nov)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *