Barometer.co.id-Tomohon. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anugerah Tomohon terus menerima pasien Covid-19. Pada Selasa (12/01/21), RSUD Anugerah Tomohon merawat 14 pasien Covid-19 dengan tiga kategori, yaitu suspek, probable dan konfirmasi.

Direktur Utama RSUD Anugerah Tomohon, dr. Simon F.M. Pati, SH, MARS mengatakan, pasien yang dirawat dengan protokol Covid-19 terdiri dari tiga pesien suspek, dua pasien probable dan sembilan pasien konfirmasi. “Semua pasien tersebut dirawat dengan protokol Covid-19. Baik yang baru suspek, probable maupun yang sudah konfirmasi,” kata Pati Selasa (12/01/21).

Dijelaskannya, dalam menangani pasien Covid-19, kini menggunakan istilah baru, yaitu suspek, probable dan konfirmasi. “Pasien suspek adalah mereka yang mengalami gejala terinfeksi virus Covid-19, seperti demam, batuk, kehilangan indra perasa dan penciuman serta gejala lainnya.

Sementara untuk probable adalah pasien yang sangat mungkin sudah terinfeksi virus Covid-19 berdasarkan hasil lab darah. Dan untuk pasien konfirmasi, adalah pasien yang memang sudah terkonfirmasi terinfeksi virus Covid-19 berdasarkan hasil lab PCR,” jelasnya.

Pati yang sebelumnya pernah menjadi direktur RS Budi Setia Langowan, RS Hermana Lembean dan RS Gunung Maria Tomohon ini mengatakan, semua pasien dari ketiga kategori tersebut mendapat perawatan yang sama sesuai protokol Covid-19.

“Jadi walaupun pasien baru dinyatakan suspek, namun ia tetap diisolasi. Mereka juga mendapatkan obat-obatan yang sama. Kecuali ada penyakit bawaan, maka pasien tersebut akan mendapat perawatan tambahan sesuai dengan penyakitnya,” kata Pati.

Jika pasien suspek kemudian meninggal, maka pasien tersebut menurut Pati tetap dimakamkan dengan protokol Covid-19. “Saat meninggal, pasien tersebut mungkin belum diketahui apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak. Namun pemakaman harus dilakukan sesuai dengan protokol Covid-19 untuk menghindari kemungkinan menyebarnya virus Covid-19 jika kemudian ternyata dari hasil pemeriksaan, pasien tersebut ternyata sudah terinfeksi Covid-19,” katanya seraya menambahkan, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kluster kedukaan.(jm)