Barometer.co.id-Manado. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar tingkat literasi meningkat, seiring dengan tingkat inklusi yang sudah tinggi. OJK pun menggelar OJK Goes To Sulawesi Utara dengan tema Pinjaman Online: Manfaat dan Risiko bagi Masyarakat, yang digelar secara virtual, Kamis (24/03).
Kegiatan ini terutama ditujukan kepada UMKM yang memiliki peran sangat besar bagi perekonomian Indonesia. Direktur Pengaturan, perizinan dan pengawas Fintech OJK Tris Yulianta pada kesempatan tersebut menyampaikan, jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 64,2 juta dan memberi kontribusi 61 persen terhadap ekonomi Indonesia. Jumlah tenaga kerja yang diserap pun sangat besar, yakni mencapai 97 persen dengan total investasi sebesar 60 triliun.
Namun dari banyaknya UMKM di Indonesia, yang belum mendapat pendanaan perbankan masih sangat besar, yakni mencapai 65 persen. Untuk itu diperlukan alternatif pendanaan yang lain yang dapat menampung kebutuhan UMKM tersebut.
“Salah satunya adalah melalui peer to peer lending (P2P) Lending. Di mana lewat P2P lending ini, UMKM dapat melakukan pinjaman secara online untuk modal usaha dengan cepat, mudah dan tanpa batas waktu. UMKM juga tidak perlu datang ke kantor untuk melakukan pinjaman. Cukup dalam genggaman melalui gadget sudah bisa mendapatkan pinjaman,” kata Tris.
Tapi ia mengatakan untuk melakukan pinjaman online harus dilakukan di pinjol legal yang terdaftar di OJK. “Pelaku UMKM sangat perlu mengetahui manfaat dan risiko pinjaman online. Pastikan mengajukan pinjaman ke Fintech yang terdaftar dan berizin dari OJK,” katanya seraya menambahkan hal ini untuk menghindari risiko bunga tinggi dan kejadian yang tidak mengenakkan.
Kepala OJK Sulutgomalut, Darwisman mengatakan, tingkat literasi di Sulut 38,85 persen dan iklusi 83,99 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional, yakni literasi 38,03 persen dan inklusi 76,19 persen. “Namun demikian hal ini menunjukkan tingkat literasi dan inklusi di Sulut masih memiliki gap yang cukup besar, yakni 45,15 persen,” ujarnya.
Jumlah pinjaman online di Sulawesi Utara menurut Darwisman sebesar Rp117,3 miliar dengan pertumbuhan mencapai 98,11 persen year on year. Sementara akumulasi penyaluran pinjaman online sejak tahun 2016 hingga saat ini mencapai 2,17 triliun, tumbuh 98,74 persen.
“Melalui kesempatan ini, saya juga mengingatkan Bapak Ibu agar tidak tergoda oleh tawaran pembiayaan dari Pinjol ilegal, yang masih marak dan sangat merugikan masyarakat dengan jeratan bunga dan denda yang sangat besar. Masyarakat perlu lebih waspada karena dalam beberapa kasus penipuan berkedok pinjaman online ini semakin berkembang dengan modus uang kaget/salah transfer ke rekening pribadi, dan sebagainya,” ujar Darwisman.(jm)