Barometer.co.id-Manado. Perekonomian Sulawesi Utara pada Triwulan (Tw) 1 2022 tumbuh positif 3,86% (yoy), menguat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang tercatat 3,38% (yoy). Namun demikian, kinerja perekonomian Sulut tercatat lebih rendah dibandingkan dengan perekonomian nasional yang tumbuh 5,01% (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Arbonas Hutabarat mengatakan, kinerja perekonomian Sulawesi Utara pada Tw 1 2022 ditopang oleh membaiknya aktivitas sosial ekonomi masyarakat pasca dicabutnya kebijakan pembatasan jam operasional serta relaksasi aturan perjalanan.

Di samping itu, perbaikan perekonomian Sulut ditopang oleh kenaikan harga komoditas ekspor unggulan Sulut yang menjadi insentif aktivitas produksi, baik dari Sisi hulu maupun Sisi hilir.

“Dari Sisi sektoral, dua lapangan usaha (LU) utama Sulut menunjukkan penguatan pada Tw 1 2022 yaitu LU Pertanian dan LU Transportasi dan Pergudangan. Adapun LU Industri Pengolahan dan LU Perdagangan Besar dan Eceran tercatat tumbuh meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun LU Konstruksi mengalami kontraksi sehingga menahan pemulihan ekonomi Sulut lebih lanjut,” kata Arbonas.

LU Pertanian sebagai LU terbesar perekonomian Sulut menurut Arbonas tumbuh menguat pada Tw I 2022 ditopang oleh kinerja Sub LU Tanaman Pangan, Perikanan, dan Perkebunan Tahunan. Kinerja LU Pertanian tercatat 6,40% (yoy) menguat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,50% (yoy) dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Sulut terbesar pada Tw 1 2022 dengan andil 1,27%.

“Periode musim panen tanaman padi di beberapa wilayah di Sulawesi Utara yang jatuh pada Tw 1 2022 mendorong perbaikan kinerja LU Pertanian. Hal ini tercermin dari peningkatan luas panen padi Tw 1 2022 berdasarkan hasil KSA (Kerangka Sampel Area) yang meningkat 3,41% (yoy), sehingga berimplikasi pada meningkatnya produksi padi sebesar 3,22% (yoy),” ujar Arbonas.

Ia mengatakan, perbaikan kinerja LU Pertanian juga turut ditopang oleh membaiknya Sub LU Perkebunan Tahunan khususnya komoditas kelapa sejalan dengan permintaan industri pengolahan kelapa dan turunannya di tengah level harga CNO yang tetap tumbuh tinggi.

Tingkat harga CNO sepanjang Tw 1 2022 telah tumbuh 43,75% (yoy) melanjutkan penguatan setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 42,07% (yoy) sejalan dengan pemulihan ekonomi negara mitra. Peningkatan produksi hasil perikanan budidaya juga turut mendorong membaiknya kinerja LU Pertanian sejalan dengan kenaikan harga komoditas perikanan yang tercermin dari peningkatan AtunaIndex sebesar 32,54% (yoy).

Sementara itu, kinerja LU Transportasi dan Pergudangan tumbuh menguat didorong oleh peningkatan aktivitas sosial ekonomi masyarakat sepanjang Tw 1 2022. Kinerja LU Transportasi dan Pergudangan tumbuh 8,99% (yoy) melanjutkan penguatan setelah pada triwulan sebelumnya tercatat 4,34% (yoy).

LU Perdagangan Besar dan Eceran tetap tumbuh meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan pola musiman perekonomian Sulut yaitu berakhirnya periode HBKN Natal dan Tahun Baru. Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran tercatat 4,65% (yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,51% (yoy).

Sejalan dengan LU Perdagangan Besar dan Eceran, LU Industri Pengolahan tetap tumbuh 5,19% (yoy) meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dengan capaian 11,51% (yoy). Sementara itu, LU Konstruksi terkontraksi sebesar 3,11% (yoy) melanjutkan perlambatan dari triwulan sebelumnya.

Selanjutnya dari Sisi pengeluaran, menurut Arbonas, empat komponen cenderung mengalami perlambatan pada triwulan laporan. Namun demikian, tumbuhnya Konsumsi Pemerintah dan turunnya impor menahan perlambatan lebih lanjut.

Konsumsi Pemerintah menguat setelah mengalami kontraksi pada dua triwulan sebelumnya. Konsumsi Pemerintah tumbuh 1,66% (yoy) setelah terkontraksi 3,37% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

“Kinerja Konsumsi Pemerintah pada triwulan laporan ditopang oleh peningkatan realisasi belanja yang berasal dari APBD, terutama pada realisasi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja sosial, dan belanja modal dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” jelas Arbonas.

Kinerja Konsumsi RT melambat dengan tumbuh 5,02% (yoy) dibandingkan capaian triwulan sebelumnya sebesar 7,46% (yoy), sejalan dengan faktor musiman dan berlalunya periode HBKN Natal dan Tahun Baru.

Arbonas mengatakan, kinerja perekonomian Sulut cenderung tertahan oleh PMTB/lnvestasi di Sulut yang tercatat kontraksi sebesar 1,08% (yoy), melanjutkan perlambatan triwulan sebelumnya.

“Penurunan kinerja PMTB/lnvestasi, sejalan dengan penurunan realisasi belanja modal dan realisasi pengadaan semen dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Realisasi pengadaan semen di Sulut sepanjang Tw 1 2022 terkontraksi 12,31% (yoy) Iebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 1,09% (yoy) sejalan dengan proyek strategis nasional yang telah mencapai tahap akhir (Tol Manado-Bitung, Bendungan Lolak dan Bendungan Kuwil Kawangkoan) dan proyek selanjutnya yang masih dalam tahap perencanaan,” jelasnya.(jm)