Barometer.co.id-Manado. Universitas Negeri Manado (Unima) melakuka groundbreaking pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 0,4 Megawatt peak (MWp), Jumat (10/06) . Unima pun menjadi perguruan tinggi pertama di Sulawesi Utara yang membangun pembangkit listrik yang bersumber dari energi matahari tersebut. 

Senior Manager Perencanaan PLN Unit Induk Wilayah Suluttenggo, Juli Sasmiharto yang mewakili General Manager menjelaskan dalam sambutannya bahwa PLN sangat mendukung program dari Universitas Negeri Manado dalam membangun PLTS yang merupakan salah satu pembangkit yang bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Hal ini secara langsung telah mendukung program pemerintah dalam membangun pembangkit yang ramah lingkungan. Sulawesi Utara sendiri memiliki bauran energi yang bersumber dari EBT telah mencapai 24% dimana salah satunya kontribusi dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya,” kata Sasmiharto.

Ditambahkannya, PLN saat ini berfokus juga pada pengembangan PLTS di kepulauan dengan teknologi yang dilengkapi baterai, dengan harapan penggunaan Bahan Bakar Minyak dapat dikurangi. Dimana tahap awal ini akan ada 11 lokasi tersebar di Kabupaten Sangihe dan Talaud dengan total kapasitas 26 MWp.

Rektor Universitas Negeri Manado, Prof. Dietje A. Katuuk, M.Pd menjelaskan bahwa potensi energi di Sulawesi Utara sangat tinggi, termasuk dari sinar matahari. Untuk itu segenap Civitas Akademik Unima menginisiasi terobosan pengembangan energi baru terbarukan dilingkungan kampus.

“Potensi energi kita sangat besar, untuk itu harapan kami Universitas Negeri Manado bisa menjadi contoh dan pusat pengembangan sumber energi baru terbarukan di Sulawesi Utara,” terang Katuuk.

Dalam membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 0,4 Megawatt peak (MWp) ini, Unima bekerjasama dengan PT Wijaya Karya Tbk. dan PT Surya Utama Nuansa (SUN Energy). 

Untuk kemudahan layanan kelistrikan, masyarakat dapat memanfaatkan Aplikasi PLN Mobile yang bisa diunduh melalui Playstore atau Appstore. Rasakan kenyamanan mengakses layanan kelistrikan hanya dalam satu genggaman.(ing)