Barometer.co.id – Amurang
Hujan deras disertai angin mengguyur di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) sejak kemarin hari Sabtu (18/07). Hujan deras terus berlangsung hingga sore ini. Meskipun sudah tidak lagi disertai angin kencang.
Akibatnya hujan deras tersebut air sungai Batululu di Desa Blongko Lingkungan 9, Kecamatan Sinonsayang meluap. Airnya yang disertai lumpur tanah meluber hingga ke jalur jalan raya Trans Sulawesi.
Kejadian ini mengakibatkan arus lalu lintas macet disepanjang jalan tersebut. Pasalnya bukan hanya air menghantam atau melintasi jalur Trans Sulawesi tersebut, ada juga bebatuan kecil dan besar bercampur dengan lumpur yang hanyut dibawa oleh arus air sungai.
“Air yang meluap ini berasal dari sungai Batululu sejak kemarin hingga hari ini (dua hari-red). Justru luapan air hari ini yang cukup deras dari semalam sehingga bebatuan besar dan kecil menutup jalan Trans Sulawesi. Ini dikarenakan beberapa hari turun hujan dan tadi malam hujan sangat deras dan sampai dini hari hingga sore ini,”ujar Victor Wurangian warga setempat juga selaku Sekretaris Desa yang ditemui sedang berada di lokasi banjir.
Melihat keadaan tersebut warga sekitar secara swadaya melakukan pembersihan atau mengevakuasi dengan menggunakan alat seadanya untuk mengurangi kemacetan arus lalu-lintas. Sampai berita ini diturunkan belum ada alat berat dari Pemkab yang diturunkan.
“Sejak semalam kami masyarakat dan dibantu oleh panji Josua setempat bergotong-royong sampai saat ini untuk mengeluarkan batu yang bercampur tanah dijalur Trans. Meski dengan menggunakan alat seadanya,” papar Wurangian.
Dikatakannya juga sudah menghubungi Badan Bencana Pemkab Minsel untuk melihat dan membantu musibah ini. “Sampai sekarang belum ada yang datang. Tapi informasinya sudah sementara menuju lokasi. Syukur ada anggota TNI yang turut membantu dan juga ada petugas dinas perhubungan untuk mengatur arus lintas dengan cara buka tutup jalur secara bergantian untuk dilewati kendaraan yang melintas,”imbuh Wurangian.
Pantauan dilokasi terlihat ada warga yang membersihkan bebatuan dan longsoran tanah ada juga sejumlah warga yang mengumpulkan dana sukarela dari para pengemudi. Selain itu sejumlah aparat pemerintah desa berada dilokasi dan tak ketinggalan Camat Sinonsayang.
Sementara itu warga merasa trauma. Lantaran pada tahun 2018 di lokasi yang sama sempat terjadi tanah longsor sehingga menutup jalan sempanjang 500 meter. Akibatnya jalur jalan Trans Sulawesi tertutup.
“Kami mintakan agar dilakukan perbaikan pada jalan disini. Kalau perlu dibuatkan jembatan, sehingga nantinya air tidak lagi menggenangi jalan. Apalagi ini sudah rutin tiap tahun, tapi memang sekarang volumenya cukup besar,” tutup Wurangian.(jim)