Barometer.co.id-Manado. PT. PLN UPDK Minahasa bersama Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut membahas kerja sama terkait konservasi burung Maleo di Cagar Alam Tangkoko, Kamis (13/10). Pembahasan dihadiri oleh Manajer PLN UPDK Minahasa, Andreas Arthur dan Kepala BKSDA Sulut, Askhari Daeng Masiki beserta staf.

Andreas mengatakan, rencana kerjasama yang akan dilakukan ini merupakan lanjutan dari kerjasama yang sebelumnya telah dilakukan PLN UPDK Minahasa. Di mana sejak tahun 2019, PLN UPDK Minahasa telah memberikan bantuan CSR untuk konservasi burung Maleo yang merupakan satwa endemik di daerah ini.

Pada tahun 2019, PLN UPDK Minahasa memberikan bantuan CSR untuk pelepasliaran burung Maleo, kemudian pada 2020 memberikan bantuan pembuatan tempat penetasan telur dan pada 2021 pengembangbiakan burung Meleo.

Tingkat keberhasilan dari program tersebut cukup bagus dan baik. Dan berdasarkan data BKSDA Sulut, dalam 100 tahun terakhir, baru kali ini pengembangbiakan berhasil dilakukan. “Sekarang kita kembangkan lagi lebih komprehensif, lebih detail. Pertama dukung perlindungan kawasan dalam rangka konservasi Maleo melalui patroli rutin dan penjagaan burung Maleo. Kedua pemulihan habitat melalui penanaman pakan satwa dan ketiga pengembangan sarana prasaran seperti tempat peneluran dan jalur patroli kawasan. Program ini pun melibatkan masyarakat sekitar,” kata Andreas.

Askhari mengatakan, kerjasama yang akan dilakukan dengan PLN ini terkait dukungan penguatan fungsi kawasan konservasi yang ada di Sulut. “Dalam hal ini penguatan pengawetan fauna konservasi Meleo di Cagar Alam Tangkoko, khususnya Cagar Alam Dua Sudara,” katanya.

Intinya menurut Askhari adalah melestarikan Maleo untuk mengambil telurnya di alam sekaligus ditetaskan secara semi alami. Setelah itu telurnya menetas dan langsung dilepaskan ke alam habitatnya.

“Apa yang dilakukan PLN dan BKSDA yang tadinya maleo tidak aktif di habitatnya, sekarang sudah aktif. Karena kita lakukan pembersihan habitatnya dan penjagaan, sehingga seara tidak lansung Maloe datang bertelur. Telurnya kemudian diambil dan dibawa ke tempat penetasan telur,” kata Askhari seraya menambahkan, program ini angat bagus karena merekrut masyarakat sekitar untuk membantu pencarian telur dan menjaga sekaligus patroli di wilayah itu.(jm)