Barometer.co.id-Manado. Bandara Sam Ratulangi menggelar Latihan Table Top dan Modular. Kegiatan tersebut ditujukan untuk melatih dan menguji kemampuan dan kesigapan seluruh personel untuk menguji Standard Operating Procedure ketika terjadi keadaan darurat di bandara. Pada kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan Surat Kesepakatan Bersama Tentang Pendelegasian Pengendalian Jalan Masuk (Access Control) Menuju Daerah Keamanan Terbatas.

Latihan Table Top dan Modular tersebut juga ditujukan untuk menguji kesiapan Bandara Sam Ratulangi Manado jelang Natal dan Tahun baru serta persiapan pelaksanaan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) ke-109 di Bandara Sam Ratulangi Manado yang bersifat full scale atau skala penuh pada pertengahan bulan Juni mendatang.

Bandara Sam Ratulangi Manado menggelar Latihan Table Top yang melibatkan lebih dari 50 personel lintas instansi yang masuk dalam komite bandara, diantaranya Kantor otoritas Bandara Wilayah VIII, LPPNPI, Basarnas, bea&cukai, imigrasi, kantor kesehatan pelabuhan, dinas kebakaran kota manado dan unit internal terkait lainnya.

Adapun kegiatan latihan table top ini dilaksanakan untuk menguji alur koordinasi, komunikasi  komando, dan sinkronisasi antar unit dan instansi komunitas bandara akan diuji. Selain untuk menguji personel, latihan ini juga merupakan upaya untuk menguji Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara atau Airport Emergency Plan (AEP), Dokumen Program Keamanan Bandar Udara atau Airport Security Program (ASP),  serta Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku di bandara.

General Manager PT. Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado, Minggus E.T. Gandeguai mengatakan, meskipun penanggulangan keadaan darurat skala penuh Bandara Sam Ratulangi terakhir dilaksanakan tahun 2018, latihan ini merupakan bagian dari uji coba dokumen rencana penanggulangan keadaan darurat yang kami lakukan secara periodik dan melibatkan anggota komite bandara.

“Oleh karenanya kami berharap seluruh pihak yang terlibat dapat berlatih secara serius agar jika terjadi suatu keadaan darurat di bandara, semua pihak dapat memahami fungsi dan bagaimana alur komunikasinya,” kata Minggus.

Dalam latihan table top darurat keselamatan tersebut, diilustrasikan sebuah skenario yakni weris airline WRS 189 dengan tipe pesawat A 330 300 dari Fuzou menuju Manado yang membawa 290 orang penumpang dan 6 crew mengalami permasalahan pada sistem hidroulic.

Pada ketinggian 9.000 ft atau sekitar 20 mil dari bandara Sam Ratulangi Manado, pilot menyatakan bahwa indikator main wheel atau roda pendaratan utama sebelah kanan bermasalah dan meminta untuk terbang lebih rendah agar terpantau oleh petugas kontroler. Melalui mekanisme holding 15 menit untuk mengatasi permasalahan dan kesiapan tim rescue pada saat pendaratan.

Setelah memastikan main wheel bermasalah, petugas tower Airnav Indonesia langsung menghubungi Watch Room Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF) yang langsung menginformasikan kepada seluruh personel serta menghubungi unit internal Bandara Sam Ratulangi Manado untuk meneruskan informasi tersebut kepada instansi eksternal yang tergabung dalam komite keselamatan bandara sam ratulangi seperti Basarnas, damkar kota manado, kantor kesehatan pelabuhan, bea cukai dan imigrasi untuk bersiaga.

Melalui mekanisme prosedur pendaratan dengan kesiapan fasilitas Fire Fighting Bandara Sam Ratulangi, pesawat berhasil mendarat dan karena gesekan logam bagian roda utama dengan ranway sehingga menimbulkan percikan dan pesawat terhenti di runway, sementara evakuasi penumpang kemudian terjadi kebakaran pada mesin sebelah kanan.

Airport Rescue and Fire Fighting dengan sigap memadamkan dengan armada barunya sehingga tidak menimbulkan korban jiwa dari penumpang weris air dan bantuan luar dari tim medis segera membantu dalam penanganan penumpang yang mengalami luka ringan dan shok.

Dalam acara tersebut juga dimainkan skenario simulasi table top darurat keamanan, dimana dalam  skenario simulasi orang dicurigai meletakkan tas berisikan bom di gudang cargo, pihak Angkasa Pura Logistik melaporkan pada petugas Avsec kemudian melakukan assesmen dan diteruskan secara hirarki pada ketua komite, selanjutnya komando operasi dilimpahkan pada komandan pangkala udara Sam Ratulangi.

Melalui skenario di atas telah di mainkan simulasi yang memperlihatkan alur komunikasi antar unit maupun instansi serta gambaran kejadian melalui video, narasi dari pengisi suara, serta miniatur. Dalam kesempatan tersebut seluruh anggota komite menyampaikan apresiasinya atas kegiatan latihan yang berjalan dengan baik.

Dipenghujung acara dilakukan pemusnahan  Prohibited Item oleh beberapa perwakilan anggota komite dan di saksikan langsung oleh semua yang hadir dalam acara tersebut.(jm)