Barometer.co.id-Manado. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara pada kuartal I tahun 2023 mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 8,24 persen dibanding triwulan IV tahun 2022 (QtQ). Namun hal ini biasa terjadi pada setiap triwulan I.

Pengamat ekonomi Sulut, Agus Tony Poputra mengatakan, terkontraksinya pertumbuhan ekonomi Sulut pada triwulan I tahun 2023 dibanding triwulan IV tahun 2022 disebabkan beberapa hal.

“Pertama adalah karena pada triwulan IV tahun 2022, mayoritas masyarakat Sulut merayakan Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Selain itu, pada triwulan IV, pemerintah juga menghabiskan anggaran karena sudah memasuki akhir tahun.  Jadi memang pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV biasanya jauh lebih tinggi dibanding triwulan I,” jelas Poputra.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara tiga tahun terakhir, setiap triwulan I selalu mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan IV tahun sebelumnya. Pada tahun triwulan I 2021, Pertumbuhan Ekonomi Sulut -8,74 persen dibanding triwulan IV tahun 2020. Sementara pada triwulan I tahun 2022, ekonomi Sulut tumbuh -8,29 persen dibanding triwulan IV tahun 2021.

Secara nasional, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2023 juga mengalami kontraksi -0,92 persen dibanding triwulan IV 2022. Kemudian pada triwulan I tahun 2021, terkontraksi -0,94 dibanding triwulan sebelumnya.(jm)