Barometer.co.id-Manado. Sejumlah komoditi asli Sulawesi Utara ternyata sebagian besar tidak diekspor melalui pelabuhan muat ekspor di Sulawesi Utara. Padahal komoditi tersebut memiliki nilai ekspor yang besar. Hal ini membuat Sulut kehilangan devisa ekspor hingga Rp1 triliun sampai dengan bulan Juni 2023.

“Dengan tidak diekspor melalui pelabuhan muat di Sulawesi Utara, otomatis komoditi tersebut tidak tercatat sebagai komoditi ekspor dari Sulawesi Utara. Sebaliknya, komoditi tersebut dicatat sebagai komoditi dari daerah pelabuhan muat ekspor,” kata Kepala Kanwil Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara), Erwin Situmorang saat dialog pada Urban Economy Festival yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Selasa (11/07).

Komoditi tersebut yaitu Bunga Pala, Biji Pala, Vanili, Air Kelapa dan Minyak Serai. Total devisa ekspor dari lima komoditi tersebut sampai sampai dengan bulan Juni 2023 mencapai Rp1,068 triliun. Dari jumlah tersebut, yang diekspor dari pelabuhan Bitung hanya Rp47 miliar, yang berarti lebih dari Rp1 triliun diekspor dari luar Sulut. Sedangkan sebagian besarnya diekspor dari pelabuhan muat ekspor di beberapa daerah di Indonesia.

“Sebagian besar komoditi tersebut dieskpor melalui pelabuhan muat ekspor di luar Sulut, terutama pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Bandara Soekarno Hatta. Sementara yang diekspor melalui pelabuhan Bitung hanya sebagian kecil saja,” katanya.

Dikatakannya, sampai dengan bulan Juni 2023, Bunga Pala telah dieskpor sebanyak 7.104 ton dengan nilai devisa Rp579 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp435 miliar atau lebih dari 75 persen diekspor melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Sedangkan yang diekspor dari pelabuhan Bitung hanya Rp38,9 miliar atau hanya 6,7 persen.

Sedangkan komoditi bunga pala sampai dengan Juni 2023, telah diekspor sebanyak 1.376 ton dengan nilai devisa ekspor Rp251 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp209,57 miliar atau lebih dari 75 persen diekspor melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Sedangkan yang diekspor dari pelabuhan Bitung hanya 8,18 persen atau hanya 3,2 persen saja.

Selanjutnya komoditi vanili, jumlah yang diekspor sampai dengan bulan Juni 2023 sebanyak 238 ton dengan devisa ekspor Rp242 miliar. Sebanyak Rp162 miliar atau lebih dari 60 persen diekspor melalui Bandara Soekarno Hatta. Dan tidak tercatat melalui Pelabuhan Bitung.

Erwin pun berharap komoditi tersebut dapat diekspor langsung ke negara tujuan agar devisa ekspor tercatat di Sulawesi Utara.(jm)