Barometer.co.id-Yogyakarta. PT PLN (Persero) menjadi satu-satunya perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan non pertanian yang meraih penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards pada kategori Pelaku Usaha Besar yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas). Program Electrifying Agriculture (EA) PLN membuktikan bahwa program tanggung jawab sosial lingkungan PLN tidak hanya sekedar menjawab kebutuhan masyarakat tetapi mampu memberikan value creation lebih bagi negara.
Penghargaan paling bergengsi dalam praktik Sustainability Development Goals (SDGs) di Indonesia ini merupakan rangkaian dari konferensi tahunan SDGs Indonesia atau Indonesia’s SDGs Annual Conference (SAC) 2023 yang ke-enam kalinya. Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa kepada PLN, Senin (6/11) di Yogyakarta.
Suharso mengatakan, sebagai koordinator pelaksanaan SDGs, pihaknya sangat menghargai berbagai upaya yang ditempuh oleh Pemerintah dan Non Pemerintah dalam mengimplementasikan SDGs di Indonesia. Oleh karena itu, dirinya berharap pihak yang mendapatkan penghargaan ini dapat terus meningkatkan praktis SDGs melalui peran aktif dan kolaborasi dari seluruh pihak.
”Karena itu penghargaan kepada berbagai pihak (yang) menunjukkan kinerja dan contoh terbaik melalui Indonesia SDGs yang diumumkan baru saja, mudah-mudahhan menuju kita semua. Saya berharap melalui konferensi ini kita dapat menunjukkan kembali komitmen pencapaian SDGs dengan peran aktif dan kolaborasi seluruh pihak,” ucap Suharso.
Menurut Suharso, seluruh bangsa dunia sedang menghadapi tantangan yang cukup besar yakni perubahan iklim. Hal ini sangat berdampak bagi kelangkaan air, serta produksi pertanian di Indonesia. Sehingga inovasi yang mampu meningkatkan produktivitas petani dan juga mendorong Indonesia kembali menjadi negara swasembada pangan patut diapresiasi.
“Di Indonesia kita mengalami penurunan curah hujan tahunan sekitar 1 hingga 4% pada tahun 2020 hingga 2030 mendatang. Hal ini tentu akan terindikasi terhadap kejadian kekeringan, kekurangan, kebersihan air dan bahkan muncul konflik kebutuhan air,” ujar Suharso.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN hadir menjawab tantangan tersebut melalui program EA. Program yang telah diinisiasi sejak tahun 2020 ini mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Hingga triwulan III tahun 2023, sebanyak 230.555 pelanggan di Indonesia merasakan manfaat dari program EA. Teknologi pertanian berbasis listrik mampu meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pendapatan petani.
“EA merupakan terobosan dari PLN dalam memanfaatkan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional para petani. Lewat program ini PLN mampu menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan,” tegas Darmawan.
Program EA ini juga sebagai jawaban dari kinerja operasional perusahaan yang patuh terhadap prinsip SDG’s. Program EA menyasar pada empat nilai SDG’s. Pertama, poin SDG’s nomor 2 dalam mencapai target ketahanan pangan dan gizi yang baik serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.
“PLN tak hanya menjadi perusahaan penyedia listrik namun memberikan pendampingan langsung kepada masyarakat lewat penyediaan infrastruktur pertanian berbasis listrik dan menularkan inovasi pertanian modern sehingga mampu mendorong produktivitas petani,” kata Darmawan.
Kedua, poin SDG’s nomor 7 dalam menjamin akses energi yang terjangkau dan berkelanjutan. Program EA melepas ketergantungan para petani dari bahan bakar fosil yang biasanya dijadikan sumber energi pompa irigasi maupun alat produksi pertanian. Dengan mengganti sumber energi dari BBM ke listrik, PLN mampu mengurangi konsumsi BBM petani sehingga lebih rendah emisi dan lebih murah.
Efisiensi petani dari program EA ini mencakup nilai SDG’s nomor 8 yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Petani kini mempunyai ruang gerak operasional yang lebih luas karena ongkos produksi memakai listrik menjadi lebih murah. Bahkan, optimalisasi lahan pertanian mampu mendorong pembukaan lapangan kerja baru di sektor pertanian.
Dengan upaya sirkular tersebut, program EA PLN mampu menjawab poin SDG’s nomer 12 yaitu, menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Program EA tidak hanya meningkatkan produksi melalui inovasi kelistrikan, namun juga mampu memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti bonggol jagung, sekam dan cangkang sawit untuk diolah dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif co-firing PLTU, sehingga berhasil meningkatkan kebermanfaatan dari proses pertanian.
“PLN juga telah berhasil memanfaatkan limbah FABA dari PLTU untuk diolah menjadi pupuk pertanian. Melalui inovasi tersebut kami akan terus menggalakkan program-program strategis seperti ini. Sehingga skema ekosistem EA menjadi end to end yang melibatkan msyarakat serta terjamin keberlanjutannya karena menjadi proses bisnis perusahaan,” tegas Darmawan.(ing)