ISEI Cabang Manado Gelar Diskusi Akhir Tahun 2023 Dilanjutkan dengan Ibadah Menyambut Natal

Manado, Barometer.co.id
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Manado menggelar diskusi akhir tahun 2023, bertempat di kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut pada Kamis (21/12). Kemudian dilanjutkan dengan perayaan ibadah bersama menyambut
Natal tahun 2023.

Adapun dalam gelaran diskusi ini mengambil tema “Proyeksi Ekonomi Nasional dan Sulut 2024 Dikaitkan dengan Optimalisasi Kerjasama Penerbangan Langsung Bandara Sam Ratulangi Manado-Narita Tokyo PP”.

Di mana, tampil sebagai narasumber Prof Dr Paulus Kindangen SE SU MA dan Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Andry Prasmuko. Selanjutnya moderator dalam diskusi ini adalah Ketua ISEI Cabang Manado Joy Tulung PhD didampingi Ketua Tim Pakar ISEI Cabang Manado Dr Vecky AJ Masinambow SE MS sebagai perumus.

Sementara itu, peserta yang hadir datang dari berbagai kalangan diantaranya akademisi, perbankan, dunia usaha di luar perbankan, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten serta kota, staf khusus Gubernur, OJK, dan mahasiswa.

Mengawali diskusi ini, pada kesempatan pertama diberikan kesempatan kepada pembicara Prof Paulus Kindangen memaparkan perkembangan terkait perdagangan dan pariwisata antara Indonesia, khususnya Provinsi Sulut dengan Jepang.

Menarik dikemukakan bahwa ekspor Sulawesi Utara ke Jepang relatif lebih besar dibandingkan ke Korea Selatan, namun sebaliknya kunjungan wisatawan ke Sulawesi Utara relatif lebih banyak dari Korea Selatan dibandingkan Jepang.

“Sebenarnya wisatawan asal Jepang sangat potensial, mengingat keinginan sebagian besar masyarakat Jepang terutama usia lanjut yang berjumlah lebih 30 persen berkeinginan berwisata ke luar negeri. Apalagi mereka sebenarnya menguasai kekayaan sekitar 70 persen,” ujar Kindangen.

Adapun tantangan mereka berkunjung ke Sulawesi Utara sangat besar mengingat kapasitas finansial mereka yang besar memberikan konsekuensi untuk memiliki banyak pilihan negara atau daerah untuk berpesiar.

“Jadi, kualitas kepariwisataan menjadi faktor penting, seperti antaranya: obyek wisata yang unik, industri pendukung pariwisata yang berkualitas, budaya welcome maupun keamanan yang standar,” tukasnya.

Berikutnya dikemukakan pula bahwa upaya meningkatkan ekspor memiliki peluang untuk mengembangkan komoditas perdagangan yang sudah dilaksanakan. Pada sisi yang menentukan adalah pentingnya membangun kolaborasi internal terutama memantapkan optimalisasi pengembangan pariwisata dan perdagangan dalam keberlanjutan penerbangan langsung.

“Pastinya, keberhasilan kerjasama penerbangan akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah dan nasional,” tandasnya.

Selanjutnya, pembicara kedua Andry Prasmuko Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara mengemukakan bahwa kerjasama penerbangan langsung Manado-Narita perlu dijaga keberlanjutan disamping meningkatkan kerjasama dengan daerah lain sebagaimana sukses dengan Manado-Tiongkok dan Manado-Korea Selatan bahkan dapat ekspansi ke Manado Australia dan lainnya.

Dia memaparkan bahwa sangat optimis dengan prospek pertumbuhan ekonomi 2024 bisa menyentuh angka sekitar 5,2-6,2 persen. Di mana, pada 2023 tampaknya dapat optimis di
atas 5 persen sebagaimana trend triwulan I dan III yang sudah berlangsung di atas 5 persen dan pada triwulan 2 bahkan di atas 6 persen yang mana, ketiga triwulan tersebut lebih tinggi dari nasional.

“Adapun faktor pendorong pada 2024 meliputi gelaran pemilu legislatif, pilpres, dan pilkada memberikan dampak terhadap peningkatan konsumsi masyarakat,” tukas Andry.

Apalagi dengan peningkatan intermediasi perbankan melalui penyaluran kredit kredit modal kerja dan kredit investasi kepada pelaku usaha maupun kredit konsumsi kepada penerima bukan lapangan usaha (RT).

Hal ini juga didukung dengan pemulihan sektor pariwisata seperti pembangunan hotel berbintang, pembukaan direct flight Manado-Narita serta aktivasi rute domestik.

“Selain itu, peningkatan kinerja industri juga menjadi salah satu pendorong yang tercermin dari peningkatan impor barang intermediasi, penyaluran kredit produktif, dan penggunaan listrik kategori industri; dan Peningkatan realisasi investasi swasta untuk pembangunan proyek konstruksi,” ungkapnya.

Kendati demikian, tentu tak bisa dikesampingkan sejumlah faktor penghambat atau tantangan meliputi: Turunnya harga CNO sejalan dengan permintaan yang terbatas di tengah kondisi pasokan yang membaik, Berakhirnya stimulus PPnBM untuk pembelian kendaraan bermotor, Hambatan teknis dalam realisasi APBN di daerah terutama penyaluran TKD dan tren kenaikan impor luar negeri nonmigas yang didorong peningkatan impor barang intermediasi.

Menurut Pak Andry bahwa pada 2023 faktor pendorong adalah: Pertumbuhan ekonomi global berpotensi lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sejalan dengan perbaikan perekonomian USA di tengah ekonomi Tiongkok yang melemah; Kenaikan inflasi tidak lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya; Peningkatan kunjungan wisman dan wisnus seiring dengan aktivasi rute domestik dan direct flight ke Tiongkok; Intermediasi perbankan terutama penyaluran kredit produktif terus menunjukkan peningkatan; dan Peningkatan investasi swasta terutama investasi pada sektor tersier, yakni Hotel dan Restoran serta Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran.

Adapun faktor penghambatnya adalah: Perlambatan konsumsi RT terutama Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau; Tren penurunan harga komoditas CNO sepanjang tahun 2022 diperkirakan berlanjut; Hambatan teknis dalam realisasi belanja APBN di Sulut, terutama TKD dan belanja modal; Tren kenaikan impor luar negeri nonmigas, didorong peningkatan impor barang intermediasi; dan Risiko penurunan bahan baku ikan seiring dengan migrasi perizinan kapal yang beroperasi di atas 12 mil ke pemerintah pusat.

Dalam diskusi yang berkembang, sejumlah tanggapan datang dari peserta seperti dari Dr Tri Oldy Rotinsulu yang menyatakan setuju dengan yang dikemukakan oleh pak Andry Prasmuko terutama faktor pendorong dan penghambat serta pentingnya kolaborasi sebagaimana dikemukakan oleh Prof Paulus Kindangen.

Begitu juga dengan tanggapan dari Prof Bet Lagarense yang secara tegas mengemukakan bahwa pentingnya menyiapkan secara baik obyek wisata sesuai pasar yang dikehendaki seperti yang juga disampaikan oleh Prof Paulus Kindangen.

Di samping itu, harus disiapkan juga komoditas yang bernilai tinggi untuk ekspor memanfaatkan jasa cargo pesawat, dicontohkan seperti kemasan cendramata yang unik dan berkualitas.

Pada intinya keberhasilan dari keberlanjutan kerjasama penerbangan langsung semuanya sepakat untuk mengembangkan kolaborasi antar pemerintah provinsi dan kabupaten/kota baik dalam lingkup Sulawesi Utara maupun dengan daerah atau provinsi lain terutama provinsi tetangga seperti Maluku Utara, Gorontalo, Maluku, Papua Barat, Papua dan lainnya.

Di samping kerjasama dengan para pihak di luar pemerintah seperti dunia usaha, perguruan tinggi, dan lainnya terkait.

Tanggapan peserta diskusi lainnya juga sangat menarik menjelaskan mengenai pentingnya keberlanjutan kerjasama penerbangan yang memiliki kaitan dengan pengembangan UMKM, ekonomi kreatif dan digitalisasi serta membangun Kerjasama dlam Pendidikan dan kebudayaan serta asosiasi bisnis antar kedua negara.

Kegiatan diakhiri Ibadah Natal bersama yang dipimpin Pdt Recky Tafuama.(eau)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *