Barometer.co.id – Manado
Berbagai inovasi yang dilakukan pihak sekolah selama ini telah mendorong SMAN 8 Manado kini tampil menjadi salah satu sekolah negeri favorit di Kota Manado.
Apalagi dengan kemampuan kepsek dan guru-guru menyiapkan proses pembelajaran yang menyenangkan. Di mana, hadir beragam kegiatan eskul di sekolah mampu mendorong peserta didik menjadi lebih kreatif.
Hal ini juga yang mendorong Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek Dr Iwan Syahril PhD didampingi Kepala BPMP Provinsi Sulawesi Utara Febry HJ Dien ST MInfTech bersama Kadis Dikda Sulut Dr Femmy J Suluh MSi melakukan kunjungan ke SMAN 8 Manado, pada Sabtu (01/06).
Dirjen dan rombongan bahkan berkesempatan melakukan dialog dengan para siswa terkait keberadaan sekolah maupun proses pembelajaran serta aktivitas minat dan bakat siswa.
Di mana, sebut Iwan, salah satu testimoni siswa mengatakan bahwa sekolah ini sangat menyenangkan. Bahkan dia sangat bahagia ada di sekolah.
“Ini tentu merupakan salah satu esensi sekolah yang kita cita-citakan. Sekolah yang menyenangkan dan membuat peserta didik bahagia,” tukasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Iwan memberikan apresiasi atas kemajuan sekolah ini. Apalagi sekolah yang beberapa tahun lalu hanya memiliki 400-an siswa. Ternyata dalam dua tahun terakhir, mampu berakselerasi secara luar biasa hingga mampu menarik lebih dari 1.000-an siswa.
“Ini semua tentu karena kepsek memiliki semangat dan komitmen untuk perubahan. Bahkan mampu memanfaatkan tolls-tolls yang kita gunakan dalam Merdeka Belajar,” ungkap Iwan.
Sebelumnya, mengawali kunjungan di sekolah, Kepala SMAN 8 Manado Dra Mediatrix Ngantung MPd didampingi siswa dan orangtua memaparkan Program Kamberu di sekolah yang mampu menciptakan gebrakan positif dalam pendidikan berkelanjutan dan kewirausahaan.
Dimulai dengan pembangunan sistem aquaponik, program ini tidak hanya fokus pada penanaman tanaman, tetapi juga menjadi wahana bagi siswa-siswi untuk berkolaborasi dalam Program P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Sistem aquaponik yang menggunakan botol aqua bekas dan kolam ikan merupakan langkah inovatif yang menciptakan lingkungan pertanian yang efisien dan berkelanjutan.
Dirjen Iwan juga mengapresiasi salah satu kegiatan di sekolah yang bisa menghasilkan hal-hal yang tadinya tidak kita pikirkan.
Di mana, terdapat sebuah ruangan di belakang sekolah yang lembab dan pengap yang tentunya tak bisa digunakan.
“Ternyata ruangan kecil itu bisa dipakai dan dimanfaatkan untuk bertani jamur yang bisa dipanen setiap minggu,” ujar Iwan.
Kata Iwan, dari hitungan secara ekonomis bertanam jamur di ruangan kecil itu ternyata mampu menghasilkan penerimaan fantastis hingga Rp3 miliar.
“Hal ini juga yang terus kita dorong melalui Merdeka Belajar. Ketika pembelajaran semakin relevan, bermakna dan bisa menumbuhkembangkan potensi anak apapun itu,” tukas Iwan.
Setelah mengikuti panen jamur, dirjen juga berkesempatan melihat langsung kegiatan eskul siswa yang dipusatkan di aula sekolah.(eau)