Barometer.co.id-Manado. Bulan Inklusi Keuangan (BIK) tahun 2024 di Provinsi Sulawesi Utara sudah dimulai dengan dilakukannya kick off pada 10 September 2024. Melalui kegiatan BIK ini diharapkan akan membuka akses keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat di Sulawesi Utara.

Kick off dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulutgomalut bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Sulawesi Utara. Hadir pada kick off tersebut, Kepala OJK Sulutgomalut, Robert Sianipar serta sejumlah pimpinan perbankan dan industri jasa keuangan di Sulawesi Utara. Puncak Bulan Inklusi Keuangan tahun 2024 akan dilakukan pada bulan Oktober 2024.

Pada kick off tersebut, Moren Monigir, selaku Analis OJK Sulutgomalut membawakan materi pelaksanaan BIK tahun 2024 di Sulawesi Utara. Ia menyampaikan ada enam tujuan pelaksanaan BIK ini. Pertama adalah membuka akses keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat. Kedua mendorong pembukaan rekening serta penggunaan produk dan atau layanan jasa keuangan. Ketiga meningkatkan pemahaman dan awarness masyarakat terhadap produk dan atau layanan jasa keuangan.

Keempat meningkatkan aliansi strategis dengan stakeholders terkait. Kelima memublikasikan program literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen dan keenam mengampanyekan budaya menabung di berbagai sektor jasa keuangan.

“Melalui BIK ini, diharapkan akan mendorong pembukaan rekening, polis ataupun produk jasa keuangan baru, mulai dari pelajar hingga profesional,” ujar Moren.

Dalam mencapai tujuan tersebut, industri jasa keuangan dalam melakukan penjualan atau layanan jasa keuangan dapat memberikan insentif khusus pada bulan Oktober. “Bentuk insentif bisa berupa discount, cashback, poin, bonus atau reward,” ujar Moren.

Adanya insentif tersebut diharapkan akan membuat masyarakat tertarik untuk membuka rekening, polis ataupun membeli produk jasa keuangan lainnya.

Moren kemudian memaparkan capaian pelaksanaan BIK tahun 2023 lalu. Di sektor perbankan, terdapat 2.925.231 pembukaan rekening baru. Kemudian di sektor pembiayaan, ada 543.731 debitur baru dan di pasar modal ada 131.058 rekening efek. Pada sektor Pegadaian juga ada 3.253.844 rekening baru, di sektor Asuransi 658.484 polis dan Fintech 424.370 akun.(jou)