Barometer.co.id-Medan. Vinky Montolalu berhasil mempersembahkan medali emas kedua bagi Provinsi Sulawesi Utara di PON XXI Aceh Sumatera Utara 2024. Hasil capaian petinju yang pernah dibina lewat program PPLP Sulut tersebut cukup spesial.

Pasalnya, emas yang disumbangkan Boyot, begitu namanya akrab disapa rekan rekannya, merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya di PON XVIII Riau Tahun 2012, Boyot menjadi salah satu penyumbang emas dari dua medali emas yang diraih Sulut.

Setelah merebut emas PON Riau 2012, Boyot harus hijrah ke DKI Jakarta karena menikah dengan putri salah seorang pelatih tinju di Ibukota. Kiprah Boyot bersama DKI Jakarta cukup bagus sehingga ia beberapa kali menjadi bagian dari Tim Tunju Pelatnas.

Bahkan, berkat prestasinya di level nasional, Boyot kemudian diangkat sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Meski usianya sudah tidak muda lagi, tapi Boyot masih tetap eksis bertinju.

Ketika Tim DKI Jakarta tidak lagi mendaftarkan Boyot saat Babak Kualifikasi PON di Makassar, Boyot direkrut Pengprov Pertina Sulut. Upaya untuk lolos PON XXI Aceh Sumut sempat tersendat karena Boyot kalah dalam penentuan petinju yang lolos PON di Makassar.

Karena semangat juang Boyot untuk tetap berburu tiket ke PON Aceh Sumut, Pengprov Pertina Sulut kembali mendaftarkannya pada pelaksanaan Babak Kualifikasi PON Kedua di Nusa Tenggara Timur. Hasilnya Boyot berhasil mendapatkan tiket untuk bertanding di PON XXI Aceh Sumut.

Tanda tanda keberhasilan Boyot untuk mengulangi prestasi seperti di PON Riau 2012 mulai terbuka saat drawing. Pasalnya, di Kelas 75 Kg, Boyot langsung masuk pada babak semifinal. Artinya medali perunggu sudah pasti diperoleh walaupun kalah dalam pertandingan pertama.

Tapi bukan Boyot kalau mau mengalah begitu saja. Meski tampil tak lepas dari senyuman kala memukul dan dipukul lawan di atas ring tapi berkat pengalaman, teknis bertanding di atas ring serta stamina yang cukup memadai, Boyot sukses mengatasi lawan pertama dari provinsi Aceh.

Hasil tersebut mengantarkan Boyot ke babak final. Petinju yang dihadapi Boyot di final merupakan salah satu petinju andalan dari Provinsi Jawa Tengah. Pengalaman yang cukup matang membuat Boyot mampu meredam serangan lawan.

Bahkan dengan jitu petinju asal Kota Tomohon tersebut mencuri poin hingga akhirnya dinobatkan sebagai pemenang sekaligus peraih emas ketiga Cabor Tinju di PON XXI dan emas kesepuluh bagi Kontingen Sulawesi Utara.

Sebelum Boyot, petinju belia Israellah Bonita Athena Saweho membuka kran emas Kontingen Sulut dari Wilayah Sumatera Utara usai mengalahkan lawannya dari Sumatera Utara dengan RSC di ronde ketiga. Sayangnya, Exel Karimela belum mampu menambah perbendaharaan medali usai dikalahkan petinju NTT.

Petinju ketiga Sulut yang turun di partai final yakni Nolfi Engkeng juga belum mampu mengatasia lawannya dari DKI Jakarta yang juga merupakan salah satu petinju nasional yang sempat membela Indonesia di ajang Asian Games.

Farand Buyung Papendang tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menunjukkan sebagai petinju terbaik di kelas 63,5 Kg usai mengalahkan lawannya dari Provinsi Bali. Medali emas kedua dari Cabor Tinju berhasil disumbangkan Buyung.

Boyot melengkapi emas ketiga Sulut dari cabor tinju sekaligus emas kesepuluh bagi Kontingen PON XXI Sulut lewat kemenangan angka mutlak atas petinju Jawa Tengah, Burhanuddin Aburaf di Kelas 75 Kg.(dni)