Manado – Barometer.co.id
Setelah terbentuknya Konsorsium Pendidikan Daerah (KPD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang digagas Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Sulut beberapa waktu lalu yang didukung seluruh pemangku kepentingan pendidikan di daerah.
Sebagai tindaklanjutnya, pada Rabu (20/11) dilanjutkan Pelaksanaan Konsorsium Pendidikan Daerah (KPD) yang merupakan tahap II. Kegiatan ini berlangsung di Novotel Hotel Manado.
Di mana, kegiatan yang dilaksanakan oleh BGP Provinsi Sulut ini berlangsung selama 3 hari hingga penutupan pada Jumat (22/11).
Adapun kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Plt Direktur Pendidikan Profesi Guru, Ditjen GTK-PG, Kemendikdasmen Ferry Maulana Putra SPd MEd.
Dalam sambutannya, Ferry memberi apresiasi atas pelaksanaan Konsorsium Pendidikan Daerah tahap II yang respons secara positif oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan di daerah Provinsi Sulut. Diharapkan kegiatan ini akan memberi manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan di daerah Provinsi Sulut.
Sementara itu, Kepala BGP Provinsi Sulut Arianto Batara SP MPd menyampaikan bahwa Konsorsium Pendidikan Daerah hadir sebagai wadah untuk berkolaborasi. Salah satu poin penting yang dibahas adalah strategi pemenuhan kebutuhan guru profesional di daerah.
Kata Arianto, selama ini setiap pemangku kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan guru i bekerja secara parsial dan tidak bersama-sama sehingga untuk pemenuhan kebutuhan guru profesional itu belum terwujud.
“Kami berharap melalui Konsorsium Pendidikan Daerah ini pemenuhan kebutuhan guru profesional itu terpenuhi,” ujar Arianto.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa setiap daerah diharapkan mampu melihat seberapa banyak kebutuhan guru profesional, sehingga LPTK sebagai pihak yang menyiapkan calon guru atau pendidik dalam hal ini bisa mendidik guru-guru sesuai kebutuhan di daerah.
“Selama ini di LPTK menerima mahasiswa belum berdasarkan data kebutuhan guru,” tukasnya.
Hal ini yang kemungkinan menyebabkan ada lulusan-lulusan yang tidak terserap karena memang tidak dibutuhkan.
“Hal lain yang perlu diperhatikan adalah redistribusi guru.Seringkali ada guru-guru di suatu wilayah itu sudah menumpuk, padahal di wilayah lain masing kekurangan” tandas Arianto sembari berharap persoalan-persoalan seperti ini dapat menjadi salah satu perhatian serius dalam menindaklanjuti pelaksanaan Konsorsium Pendidikan Daerah tahap II ini.(fly)