Barometer.co.id-Minahasa. PT PLN Nusantara Power bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), AirNav Indonesia dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Minahasa, meresmikan teknologi modifikasi cuaca menggunakan metode drone rotary, 6 November 2024. Teknologi baru ini memanfaatkan bahan semai serbuk micropartikel higroskopis yang diharapkan mampu menjadi solusi inovatif dalam mengatasi tantangan cuaca ekstrem dan mendukung keberlanjutan energi.

Acara peresmian berlangsung di Minahasa dan dihadiri oleh jajaran pejabat dari Kepala Satuan TDA PT PLN Nusantara Power, Hery Artady, PLT Bupati Kabupaten Minahasa Dr. Noudy R.P. Tendean, SIP, M.Si., Kepala Pusat Riset Iklim dan Atmosfer yang diwakili Purwadi, Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) 1 Bapak Sugeng Harianto. Hadir juga Kepala Satuan BMKG Stasiun Metereologi Sulawesi Utara Dhira Utama, Kepala Stasiun BMKG Stasiun Kilimatologi Sulawesi Utara Iryanto Marmin Suwiryono dan General Manager Perum LPPNPI cabang Manado (Airnav) Veibert Johanis Maweikere.

Teknologi drone rotary dengan bahan semai micropartikel higroskopis ini dirancang untuk meningkatkan efektivitas penyemaian awan dengan cara yang lebih presisi, hemat energi, dan ramah lingkungan, menjadikannya solusi praktis untuk mitigasi cuaca ekstrem yang sering berdampak pada sektor kelistrikan dan pertanian.

Dalam sambutannya, Muhaimin, Manager Unit Pembangkitan Minahasa PT PLN Nusantara Power, menyampaikan, “Inovasi teknologi modifikasi cuaca ini adalah bagian dari upaya kami untuk memastikan ketahanan energi di wilayah Minahasa serta mendukung pembangunan berkelanjutan yang tahan terhadap tantangan cuaca. Kerja sama dengan BRIN, AirNav, dan BMKG menjadi kunci untuk menghadirkan teknologi yang selaras dengan kebutuhan lokal.”

Teknologi ini diharapkan dapat membantu mengatur curah hujan di wilayah Minahasa, terutama pada musim kemarau atau kondisi cuaca ekstrem. Selain itu, penggunaan drone rotary juga memungkinkan kegiatan modifikasi cuaca dilakukan dengan lebih fleksibel dan responsif sesuai kondisi cuaca yang terjadi.(jou)