Barometer.co.id-Jakarta. PSSI resmi mengenalkan Jordi Cruyff sebagai penasihat teknik kepada awak media dan publik pada jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Jordi tiba di Indonesia untuk pertama kali pada Minggu (9/3). Dia bersama pelatih timnas Indonesia Patrick Kluivert mendarat di Soekarno Hatta, Minggu, sekitar pukul 18.10 WIB.
Dalam jumpa persnya, mantan pemain Barcelona dan Manchester United itu mengatakan Indonesia adalah negara yang memiliki gairah kuat dalam sepak bola.
“Pertama, saya rasa kami semua merasa ada passion sepak bola yang luar biasa di negara ini, kita bisa rasakan di mana-mana,” kata Jordi, Selasa.
Antusiasme tinggi dari publik Indonesia, kata Jordi, adalah sebuah hal yang penting untuk meraih target-target ambisius, termasuk bermain di Piala Dunia 2026.
“Passion adalah hal paling penting jika kita ingin meraih hal-hal ambisius, passion adalah hal utama,” kata dia.
Semasa menjadi pemain, Jordi merupakan pemain yang malang melintang di berbagai negara dalam karir profesionalnya, yaitu Spanyol (Barcelona, Celta Vigo, Alaves, dan Espanyol), Inggris (Manchester United), Belanda (De Volewijckers), Ukraina (Metalurg Donetsk), dan Malta (Valetta).
Setelah pensiun pada 2010, Jordi menjadi pelatih pemain di De Volewijckers (Belanda), asisten manajer di Valetta (Malta), sporting director di AEK Larnaca (Siprus), sporting director, caretaker manager, dan manager di Maccabi Tel Aviv (Israel), manager Chongqing Dangdai Lifan (China), manager di timnas Ekuador, manager Shenzen FC (China), dan strategic advisor dan sporting director di Barcelona (Spanyol).
Pria 51 tahun itu mengatakan pengalamannya di berbagai negara ini membuatnya menjadi seorang pribadi yang cepat beradaptasi. Pengalamannya ini juga memberikannya banyak ilmu yang nantinya dapat diterapkannya di Indonesia sebagai penasihat teknik.
“Memang saya sudah bermain dari usia muda, kemudian ayah saya juga pemain sepak bola. Saya sering berpindah-pindah negara, jadi saya bisa adaptasi dengan cepat di negara-negara yang saya datangi, kemudian saya sering mengamati, jadi saya bisa membuat formula terbaik untuk mengeluarkan potensi terbaik dalam pertimbangan di tim,” jelas dia.
“Jadi hal-hal yang biasanya saya lakukan pertama adalah menganalisis potensi, lalu melihat bagaimana bisa berkembang dari potensi itu,” tutup dia.(ANTARA)