Barometer.co.id-Manado. Inflasi Sulawesi Utara pada bulan Maret 2025 mencapai 2,65% month to month (mtm) dan merupakan yang tertinggi ketiga di Indonesia. Penyebab utama terjadinya inflasi yang tinggi di Sulut adalah tarif listrik yang menyumbang inflasi sebesar 1,40%. Inflasi tahun kalender Sulawesi Utara sampai Maret 2025 sebesar 0,99% dan inflasi year on year 1,41%.
“Komoditas Tarif listrik menjadi penyebab utama terjadinya inflasi di Sulawesi Utara pada bulan Maret 2025, karena sudah tidak ada diskon 50 persen lagi seperti pada Januari dan Februari. Sehingga harga tarif listrik pada Maret mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya,” kata Kepala Bagian Umum Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Bhayu Prabowo yang menyampaikan berita resmi statistik, Selasa (08/04/25).
Bhayu mengatakan, secara kelompok, inflasi tertinggi terjadi pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang mencapai 10,18% dengan andil inflasi 1,40%. Berikutnya adalah Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau yang mengalami inflasi 3,75% dengan andil inflasi 1,26%. Kelompok lainnya yang mengalami inflasi cukup tinggi adalah Rekreasi, Olahraga dan Budaya yakni 1,83 persen, namun andil inflasi hanya 002%.
Sementara Kelompok pendorong inflasi atau yang mengalami deflasi tertinggi yaitu Pakaian dan Alas Kaki sebesar -1,09% dengan andil deflasi 0,06 persen.
“Lima komoditas pendorong inflasi yaitu Tarif Listrik dengan andil 1,40 persen, Cabai Rawit 0,62 persen, Tomat 0,15 persen, Ikan Tude 0,11 persen dan Ikan Cakalang 0,11 persen,” kata Bhayu.
Sementara komoditas penahan inflasi terbesar yaitu Daging Babi -0,07%, Daun Bawang -0,03%, Baju Kaos Tanpa Kerah/T-Shirt Pira -0,03%, Beras -0,03% dan Pisang -0,03%.
Inflasi di Indonesia pada bulan Maret 2025 mencapai 1,65%. Inflasi di Provinsi Sulawesi Utara merupakan yang tertinggi ketiga di Indonesia. Tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 2,88%, kemudian Sulawesi Tengah 2,82%. Seluruh provinsi di Pulau Sulawesi juga mengalami inflasi yang tinggi di atas 2%, yakni Sulawesi Tenggara 2,39%, Sulawesi Barat 2,23% dan Sulawesi Selatan 2,16%.
Secara nasional, tarif listrik juga menjadi penyumbang terbesar terjadinya inflasi dengan andil 1,18%.(jou)