Barometer.co.id-Manado. Pembiayaan yang Disalurkan (PYD) oleh perusahaan pembiayaan di Sulawesi Utara pada Maret 2025 mencapai Rp7,958 triliun. Angka tersebut tumbuh 6,92% (yoy) atau dibanding Maret 2024.

“Secara nasional, PyD di Sulawesi Utara berada di urutan 17, di mana yang tertinggi berada di DKI Jakarta sebesar 06,307 triliun,” kata Pengawas Senior Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara (Sulutgomalut), Graha Anggar Perbawa.

Provinsi lainnya di wilayah kerja OJK Sulutgomalut, yakni Gorontalo juga mengalami pertumbuhan PYD sebesar 12,63% dengan nilai Rp2,558 triliun. Sedangkan di Maluku Utara, PyD sebesar Rp2,612 triliun dengan pertumbuhan mencapai 20,80%.

“Provinsi Gorontalo berada di urutan 27 sedangkan Maluku Utara di urutan 28 nasional dari jumlah pembiayaan,” kata Perbawa.

Secara total untuk wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara, PyD mencapai Rp13,13 triliun dengan pertumbuhan sebesar 10,54% (yoy).

Sementara dari kualitas pembiayaan atau Non Performing Financing (NPF) pada Maret 2025 lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Pada Maret 2025, NPF di Sulutgomalut 2,42%, lebih rendah dibanding nasional yang sebesar 2,71%.

Sulawesi Utara memiliki NPF tertinggi di Sulutgomalut, yakni sebesar 3,05%, kemudian Gorontalo 1,94% dan Maluku Utara memiliki NPF terkecil 1,00%.

Perusahaan pembiayaan di Sulut memiliki 42 entitas dengan 79 kantor cabang, 29 kantor selain kantor cabang, 20 kantor cabang unit syariah dan 1 kantor pemasaran.

Sedangkan di Gorontalo memiliki 31 entitas dengan 34 kantor cabang, 18 kantor selain kantor cabang dan 12 kantor unit syariah. Sementara di Maluku Utara memiliki 14 entitas dengan 24 kantor cabang, 5 kantor selain kantor cabang dan 7 kantor unit syariah.(jou)