Barometer.co.id-Manado. Dalam menjalankan RUPTL sebagai bagian dari Net Zero Emission 2060, PLN menghadapi tantangan-tantangan. Tantangan pertama yaitu terdapat miss match antara lokasi potensi sumber EBT dengan pusat-pusat demand. Sumber-sumber EBT seperti panas bumi, surya ataupun air berada di kawasan rural area. Sementara pusat-pusat demand seperti industri, mall, hotel berada di kawasan perkotaan.

“Transisi energi adalah langkah yang tidak bisa ditawar lagi. PLN merancang RUPTL paling hijau sepanjang sejarah, namun tetap dengan perhitungan yang matang. Kita menghadapi trilema energi: bagaimana menyeimbangkan keandalan pasokan, keterjangkauan tarif, dan keberlanjutan lingkungan. Ketiga aspek ini harus berjalan seiring, tidak boleh hanya fokus pada salah satunya,” kata Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN (Persero), Rizal Calvary Marimbo saat memberikan kuliah umum di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.

Mewakili Dekan Fakultas Teknik Unsrat, Dr. Ir. Judy Waani Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Teknik, menegaskan pentingnya keterlibatan kampus dalam mendukung transformasi energi nasional.

“Kami sangat bersyukur karena menjadi pilihan dari PLN sehingga mahasiswa dan dosen hadir dengan sangat antusias. Kami sangat berterima kasih atas kujungan dan kuliah umum yang dibawakan ini. Kesempatan ini sangat berharga bagi kami lebih khusus untuk mahasiswa dalam menimbah ilmu, dan juga untuk dosen yang biasanya kuliah hanya didalam ruangan saat ini kami juga mendapatkan informasi dan ilmu langsung dari orang-orang profesional dibidangnya,” ujar Judy.(ing)