Barometer.co.id, Manado – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia merupakan organisasi yang mewadahi, memperjuangkan, dan melindungi kepentingan petani di seluruh Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara.
Petani Sulawesi Utara menaruh harapan besar bagi organisasi ini untuk mendorong peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani, melalui program pembinaan, pelatihan, dan akses ke permodalan serta teknologi pertanian.
Tentunya penyegaran organisasi ini sangat diperlukan untuk menjembatani komunikasi antara petani dengan pemerintah dalam merumuskan kebijakan pertanian yang berpihak pada petani.
Ketua Petani Milenial Kota Manado George Rommy Keintjem angkat bicara soal organisasi HKTI terutama di Sulawesi Utara, yang memiliki jumlah petani sebanyak 257.183 orang. Sabtu 25/10/25.
“Organisasi HKTI Sulut harus dipimpin orang yang sudah tahu fungsi HKTI dan pro pada petani, serta menjadikan organisasi ini bukan seremonial saja melainkan aktif mempromosikan pertanian produktif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan” Kata Rommy.
Ditanya terkait siapa yang layak pimpin HKTI Sulut saat ini, George Rommy Keintjem yang juga sebagai ketua Pasar Tani Manado ini menjawab bahwa sosok yang tepat Ramoy Markus Luntungan, dengan berbagai pengalaman yang dia lewati di bidang pertanian.
“Iya berdasarkan informasi yang beredar, dan digadang – gadang ada nama RML, bagi saya itu sudah tepat, majukan saja! RML memiliki banyak pengalaman di bidang pertanian, RML juga pernah menjadi ketua HKTI Minsel yang pada saat itu pernah dilantik Prabowo Subianto, Presiden RI Sekarang” Tutur Rommy.
Selain paham dengan pertanian, George Rommy Keintjem yang juga Pengurus Inti Masyarakat Petani dan Pertanian Organik (MAPORINA) Sulut mengatakan Komisaris Utama Bank BSG Ramoy Markus Luntungan mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik, dan tentunya akan berdampak baik pada organisasi HKTI Sulut.
“RML ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama di BSG, iya punya pengalaman kemampuan berkomunikasi, yang diharapkan mampu meneruskan aspirasi kepeda pemerintah, jadi sudah tepat kalo RML pimpin HKTI Sulut” Jelas Rommy.
Pemimpin HKTI Sulut diharapkan bukan hanya memiliki kemampuan manajerial, tetapi juga visi strategis untuk mengembangkan pertanian modern, memperkuat kelembagaan petani, dan memperluas akses petani terhadap teknologi, pasar, serta permodalan.
Selain itu, figur pimpinan yang baik harus mampu menyatukan berbagai kelompok tani, membangun sinergi dengan pemerintah daerah dan pusat, serta menjalin kemitraan dengan sektor swasta agar potensi pertanian Sulut, baik kelapa, pala, jagung, maupun hortikultura — dapat memberikan nilai tambah dan membuka peluang ekspor yang lebih luas.
Dengan kepemimpinan yang kuat dan berorientasi pada kesejahteraan petani, HKTI Sulawesi Utara dapat menjadi motor penggerak kemajuan pertanian daerah, sekaligus mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan di kawasan timur Indonesia.
