Barometer.co.id-Manado. Kepala Balai Bahasa Sulawesi Utara (Sulut) Januar Pribadi mengatakan menjadi tugas bersama untuk menjaga bahasa daerah agar tidak punah.

“Indonesia punya banyak bahasa, bahasa daerah ada 718 atau sudah bertambah. Menjadi kewajiban seluruh masyarakat, pemangku kepentingan, pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah menjaga agar tidak punah,” kata Januar di Manado, Senin.

Kalau satu bahasa daerah di Sulawesi Utara itu punah, ada satu kepingan jati diri bangsa Indonesia yang hilang dan itu tidak baik buat Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Kami akan terus melakukan perlindungan bahasa daerah yang ada di Provinsi Sulawesi Utara,” ujarnya.

Januar mengatakan Balai Bahasa Sulawesi Utara memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. “Balai bahasa hanya mempunyai tenaga 25 orang, dan dengan tugas yang begitu banyak harus melayani 15 kabupaten dan kota serta anggaran yang masih minim. Meskipun dengan keterbatasan, kami tetap berupaya untuk meningkatkan layanan pembahasaan dan kesasatraan,” ujarnya.

Januar mengatakan upaya yang dilakukan Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara melestarikan bahasa daeah, yaitu melaksanakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI).

Tak hanya FTBI, Balai Bahasa Sulawesi Utara juga melaksanakan kemah cerpen, melakukan penulisan buku cerita anak dwi bahasa, yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia serta pembuatan produk kamus Indonesia- Ponosakan dan kamus bergambar Indonesia-Ponosakan.

“Produk-produk ini nantinya bisa digunakan untuk masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara,” katanya.

Januar menambahkan FTBI merupakan kegiatan yang bermanfaat sesuai dengan motto Badan Bahasa, yaitu bermartabat bermanfaat.

“Bermartabat, bermartabatkan Bahasa Indonesia, juga bahasa daerah, serta bermanfaat bagi generasi berikutnya. FTBI bukan sekedar perlombaan, tapi upaya bersama untuk menjaga jati diri,” ujarnya.(ANTARA)