Barometer.co.id-Amurang. Fly Ash yang merupakan sisa pembakaran batu bara di PLTU Amurang kini menjadi bahan baku untuk membuat semen Conch. Hal ini ditandai dengan ditandatanganinya kerjasama antara PT. PLN UIKL Sulawesi, PT Semarak Adhi Karya dan PT. Conch North Sulawesi, Jumat (18/03). Ketiga pihak tersebut bertindak sebagai penghasil, pengangkut dan pemanfaat Fly Ash.

Fly Ash Bottom Ash (FABA) sebelumnya merupakan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Namun berdasarkan PP No. 22 tahun 2021 yang merupakan turunan dari UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, maka jenis limbah FABA dari PLTU non Stocker tersebut telah dihapus (delisting) dari kategori limbah B3. Hal tersebut disebabkan karena pembakaran batu bara pada boiler PLTU dilakukan pada temperature tinggi sehingga kandungan unburnt carbon di dalam FABA sangat minim dan lebih stabil saat disimpan.

Setelah delisting dari kategori limbah B3, PLN UPDK Minahasa pun langsung memanfaatkan FABA tersebut untuk berbagai keperluan. Sebelum ini, PLN UPDK Minahasa telah memanfaatkan FABA, khususnya Fly Ash untuk Pembanguan Gereja Bukit Zaitun di Tomohon, Pembuatan jalan Akses Air Terjun Kulung-Kulung di Minahasa Selatan, Pembangunan Ruang Serbaguna Kodim Minahasa dan Pembangunan Kantor PLTA Tanggari.

Andreas Arthur di depan truk yang mengangkut Fly Ash untuk semen Conch.

Manager PLN Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkit (UPDK) Minahasa, Andreas Arthur Napitupulu mengatakan, Fly Ash dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat semen, karena empat bahan utama yang dibutuhkan untuk membuat semen ada pada Fly Ash. Empat bahan utama tersebut di antaranya Limestone (batu kapur) yang banyak mengandung CaCO3, kemudian Clay (tanah liat) yang banyak mengandung SiO2 dan Al2O3, Pasir silika yang banyak mengandung SiO2, dan Pasir besi yang banyak mengandung Fe2O3.

“Dan berdasarkan hasil uji komposisi Fly Ash PLTU Amurang, didapatkan hasil SiO2  sebesar 36,64 persen, Al2O3 sebesar 23,27 persen dan Fe2O3 sebesar 10,04 persen. Jadi Fly Ash ini mengandung 70 persen bahan material pembua semen,” kata Andreas kepada wartawan, Jumat di Amurang.

Dengan adanya kerjasama ini menurut Andreas seluruh hasil produksi Fly Ash di PLTU Amurang akan diambil oleh PT. Conch North Sulawesi. “Produksi Fly Ash PLTU Amurang setiap hari sebesar 50 Metric Ton, dan semuanya akan diambil oleh semen Conch,” ujarnya.

Andreas mengatakan, kerjasama dengan semen Conch merupakan upaya PLN dalam mengurangi jejak karbon dalam proses menghasilkan listrik. Di mana pengelolaan fly ash sebelumnya harus mengirim sampai ke Sulawesi Selatan, diperingkas dengan mengirimkan ke Semen Conch. Sehingga dengan pelaksanaan ini, PLTU Amurang mengambil aksi dalam upaya mengurangi jejak karbon dalam siklus produksinya.

Dengan dilaksanakannya pemanfaatan ini juga, merubah paradigma Fly Ash ke arah yang lebih baik, dimana fly ash yang sebelumnya dianggap sebagai limbah, ternyata bisa menjadi bahan baku yang bernilai tinggi. “Tentu ini adalah kabar baik, sehingga siklus daur hidup dari pengoprasionalan PLTU Amurang akan jauh lebih ramah lingkungan, dan minim limbah,” jelasnya.

Lebih lanjut Andreas mengatakan, penggunaan FABA sendiri dapat menjadi upaya dalam menjaga sumber daya alam, penggerakan pembangunan yang ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan kampanye SDGs, karena langsung berperan dan Multiplier Effect Bagi Perekonomian.

“Penggunaan FABA di negara maju sudah sangat maksimal. Pemanfaatan Flay Ash di Jepang yang telah mencapai 97 persen, Korsel 90 persen dan  China 67 persen. Sementara di Indonesia masih sangat kecil yakni baru di kisaran 5 persen.  Oleh karena itu kami sebagai penghasil limbah akan terus melakukan sosialisasi pemanfaatan FABA kepada seluruh stakeholder kami terutama dalam pengembangan ekonomi,” ujarnya.

Stok Fly Ash di PLTU Amurang saat ini sangat banyak, yakni mencapai 80.000 MT. Andreas pun mengajak UMKM ataupun instansi, baik pemerintah, TNI/Polri untuk memanfatkan Fly Ash ini. “Fly Ash dapat diambil secara gratis di PLTU Amurang,” kata Andreas.

Pada Jumat kemarin juga langsung dilakukan pengangkutan pertama Fly Ash dengan menggunakan truk khusus dari PLTU Amurang ke PT. Conch. Hadir pada acara kemarin, Danrem 131 Santiago, Brigjen Muklis SAP MM, Wakil Bupati Minahasa Selatan, Pdt. Petra Yani Rembang, Mewakili Danlantamal VIII Manado, Komandan DV Jacobus, serta perwakilan dari beberapa kabupuaten/kota di Sulut. Sementara GM PLN UIKL Sulawesi, Munarwan Furqon hadir secara virtual.

Wakil Bupati Minahasa, Petra Yani Rambang menyampaikan FABA ini turut berkontribusi terhadap pembangunan Minsel. “Tahun lalu PLTU sudah bekerjasama dengan Pemkab Minsel untuk membangun jalan menuju objek wisata air terjun di Tareran. Selanjutnya kami akan terus mengembangkan terus pemanfaatan FABA ini. Selaku Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan, kami pun berterima kasih kepada PLN,” katanya.

Danrem 131 Santiago, Brigjen Muklis SAP MM mengatakan pihaknya akan memanfaakan FABA ini. “Kami akan menindaklanjuti karena pada dasarnya FABA ini telah dimanfaatkan di Lantamal di Maumere, Angkatan Darat di Cilacap dan Pacitan. Selanjutnya, kami akan mengembangkan di sini. Tadi sudah berbincang dengan pak Wabub, FABA ini akan kami manfaatkan untuk kepentingan masyarakat dengan membangun Fasum, Fasos,” katanya.(jm)