Barometer.co.id-Tondano. Untuk memberdayakan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tondano, PLN UPDK Minahasa memberikan pelatihan keterampilan pertukangan/pekerjaan sipil, Senin (04/07). Pelatihan diikuti 20 warga binaan dan memanfaatkan bahan baku Fly Ash Bottom Ash (FABA) dari PLTU Amurang.

Pelatihan terdiri dari penjelasan apa itu fly ash, fungsi aplikasi pada pekerjaan sipil dan praktek penggunaan fly ash. Manager PLN UPDK Minahasa, Andreas Arthur Napitupulu berharap kegiatan pelatihan ini dapat bermanfaat bagi warga binaan yang mengikuti kegiatan ini.

“Harapannya dengan mengikuti peatihan ini, peserta mendapat keterampilan tambahan yang dapat digunakan pasca keluar dari Lembaga permasyarakatan. Selain itu peserta dapat menjadi agen yang mempromosikan penggunaan fly ash, bahkan dapat menjadi pengusaha berbasis pemanfaatan fly ash seperti pengusaha paving, batako, maupun precast. Output kegiatan ini juga memberikan sertifikat kepada perserta keterampilan, sehingga diharapkan dapat menjadi bekal para peserta,” katanya.

Kepala Lapas Kelas IIB Tondano, Margono yang membuka pelatihan ini mengatakan, pihaknya sangat mengpresiasi usaha PLN dalam menggelar pelatihan ini. “Kepadak teman-teman Warga Binaan yang mengikuti Pelatihan ini, serap semua ilmu yang diberikan dan implementasikan itu semua,” katanya.

Ia menyampaikan, produk fly ash sangan bagus dan ekonomis. “Diharapkan peserta dapat memanfaatkan pelatihan ini dalam mewujudkan dari program Back to Basic dimana kegiatan pelatihan ini bertujuan mengembalikan lagi marwah dari Pemasyarakatan dalam menyiapkan warga binaan sebelum mereka kembali ke dalam masyarakat,” ujar Margono.

Pelaksanana pelatihan dibagi menjadi dua bagian, yaitu pelatihan ruang dan praktek lapangan. Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Dosen Politeknik Negeri Manado yaitu Dr. Sandri Linna Sengkey, ST, MT sebagai perwakilan akademisi, dari pihak yang mengaplikasian yaitu Ventje Karundeng Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Tomohon, dari UMKM Marsel Durandt, dan dari praktisi Joyke Wenas.

Sandri menyampaikan, penggunaan fly ada 10 manfaat yaitu Meningkatkan workabilitas, Meningkatkan kepadatan, Meningkatkan kuat tekan, Meningkatkan ketahanan terhadap sulfat dan garam alkali, Mengurangi reaksi silica-alkali, Mengurangi bleeding dan segregasi, Memperpanjang setting time, Mengurangi panas hidrasi, Biaya produksi lebih ekonomis.

Selain itu dari penelitian FABA dapat dimanfaatkan sebagai pengganti agregat halus, Lapisan Base Perkerasan Jalan, stabilisasi tanah, Bahan Pengganti Dalam Pembuatan Paving Block, dan Sebagai Pozzolan Pada Binder Geopolymer.

Dalam diskusi lanjutan juga dilaksanakan penyampaian dari praktisi dan UMKM yang telah mengaplikasikan fly ash pada pekerjaannya. Kadispora Kota Tomohon, Ventje menyampaikan bahwa pengaplikasian Fly Ash dalam pembangunan area olahraga outdor di Stadion Babe Palar sangat mudah dan tidak ada bedanya dengan perabatan biasanya, hanya bahan yang digunakan adalah fly ash.

Pelaksanaannyapun mengakui bahwa kualitas produk sipil menjadi baik dan cepat keras. Bpk, Marsel juga menyampaikan dalam usahanya pembuatan paving dan Batako, dapat meningkatkan produktifitas, menurunkan biaya, dan meningkatkan kualitas produk. Hal serupa juga disampaikan oleh Joyke, dia menyampaikan fly ash sangat aplikatif dan tidak sulit diaplikasikan. Malah memiliki warna yang estetik dan unik. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi terkait teknis antara peserta dan praktisi.

Kegiatan tersebut dilanjutkan pada kegiatan praktek pembuatan Paving dan batako. Selain itu juga dilakukan praktik membuat semen mortar sebagai produk plesteran dinding. Dari Lembaga permasyarakatan mengapresiasi karena campuran fly ash menambah jumlah produk yang dihasilkan. Pada semen mortar juga para peserta tidak mengalami kesulitan dalam pengaplikasian.(jm)