Barometer.co.id-Manado. Kota Manado mengalami inflasi pada bulan Maret sebesar 0,75 persen. Komoditas terbesar yang menjadi pendorong inflasi di Kota Manado adalah beras, cabai rawit dan angkutan udara. Sementara komoditas penahan inflasi adalah bawang merah, parfum dan ikan bobara.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Asim Saputra mengatakan, komoditas beras mengalami inflasi 0,3202 persen, cabai rawit 0,2792 persen dan angkutan udara 0,1190 persen. Sementara komoditas bawang merah mengalami deflasi 0,0666 persen, parfum 0,0168 persen dan 0,0151 persen.
Asim mengatakan, secara year on year, inflasi kota Manado sebesar 5,20 persen. “Dari sebelas kelompok pengeluaran di Kota Manado, secara year on year (yoy) delapan kelompok pengeluaran mengalami peningkatan indeks, yang tertinggi adalah kelompok transportasi sebesar 17,50 persen dan kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,65 persen.
Kemudian dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya sebesar 1,20 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen, sedangkan kelompok pendidikan cenderung stagnan,” ujar Asim.
Secara year on year, komoditas yang memberi kontribusi terbesar adalah bensin sebesar 28,72 persen dengan andil inflasi 0,9813 persen, Beras 15,80 persen, andil inflasi 0,7439 persen dan angkutan udara 38,84 persen, andil inflasi (0,0638 persen).
Sementara di Kota Kotamobagu, pada bulan Maret terjadi inflasi 0,53 persen. Komoditas yang menjadi pendorong utama inflasi di Kotamobagu adalah Cabai rawi (0,2879 persen), Beras (0,0773 persen) dan Rokok kretek filter (0,0456 persen).(jm)