Barometer.co.id-Denpasar. Provinsi Bali akan menjadi tuan rumah pelaksanaan World Water Forum (Forum Air Dunia/WWF) Ke-10 yang berlangsung 18-25 Mei 2024. Sejumlah hal disiapkan untuk menyukseskan ajang yang diadakan setiap tiga tahun sekali itu.

Topik utama yang dibahas dalam pertemuan itu adalah pentingnya menjaga keberlanjutan air untuk kesejahteraan bersama demi kehidupan makhluk di bumi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono selaku bagian dari Panitia Nasional WWF mengungkapkan sebanyak delapan kepala negara dijadwalkan menghadiri World Water Forum Ke-10.

Kepala negara yang rencananya hadir itu di antaranya dari Timor Leste, Fiji, Tajikistan, Srilanka, Hungaria, Maroko, Indonesia selaku tuan rumah dan satu kepala negara yang sedang dalam konfirmasi.

Selain itu, sebanyak 105 menteri juga dijadwalkan menghadiri World Water Forum. Peserta dari 132 negara dan organisasi internasional yang diperkirakan mencapai sekitar 35 ribu orang akan menghadiri kegiatan tersebut.

Untuk itu, pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat terutama di Bali pun berkolaborasi menyiapkan dan menyambut forum penting tersebut.

Layanan Imigrasi

Layanan imigrasi memegang peranan penting untuk akses para delegasi masuk wilayah Indonesia khususnya yang langsung melalui Pulau Dewata.

Kantor Imigrasi Ngurah Rai di Kabupaten Badung, Bali, memisahkan jalur imigrasi antara para delegasi dengan penumpang reguler yang jumlahnya juga tidak sedikit.

PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencatat selama Januari-April 2024 total ada 7,1 juta penumpang lalu-lalang di bandara itu. Penumpang internasional masih mendominasi bandara itu yang mencapai 4,1 juta orang.

Untuk itu, Imigrasi Ngurah Rai menyiapkan tiga konter khusus imigrasi bagi para delegasi World Water Forum. Tiga orang personel bersiaga di masing-masing konter tersebut sehingga total ada 12 orang petugas.

Selain itu, ada juga pengaturan khusus berupa penyediaan tujuh perangkat keliling (mobile unit) guna memudahkan pemeriksaan keimigrasian delegasi setingkat kepala negara/menteri.

Untuk setingkat kepala negara, pemeriksaan imigrasi dilakukan di Gedung VVIP Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan untuk setingkat menteri dilakukan di Gedung VIP dan untuk delegasi lainnya dilakukan di terminal kedatangan internasional.

Beberapa papan petunjuk di titik-titik strategis juga disiapkan guna memudahkan kedatangan para delegasi melalui jalur khusus di terminal.

Sedangkan, untuk penumpang reguler, Imigrasi menyiapkan 30 unit autogate atau fasilitas pemeriksaan dokumen keimigrasian otomatis dan 10 konter pemeriksaan dengan 40 petugas.

Autogate itu diharapkan mempercepat aliran kedatangan para delegasi dan pelaku perjalanan internasional non delegasi karena mampu memangkas durasi pemeriksaan dari beberapa menit menjadi 15 hingga 25 detik per pelaku perjalanan.

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali memperkirakan sekitar 9.477 orang delegasi dijadwalkan menghadiri World Water Forum Ke-10.

Keamanan perjalanan

Sebanyak 14.000 personel gabungan TNI-Polri serta pemangku kepentingan lainnya telah siap untuk melaksanakan pengamanan World Water Forum Ke-10 di Nusa Dua.

Ribuan personel tersebut termasuk di antaranya petugas pengamanan untuk iring-iringan delegasi hingga Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) untuk mengamankan mobilitas kepala negara di setiap jalur lalu lintas.

Jasamarga Bali Tol (JBT) yang mengelola Tol Bali Mandara menerapkan jalur khusus untuk delegasi World Water Forum Ke-10.

Tol sepanjang 12,7 kilometer itu menjadi akses penting dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menuju lokasi WWF di kawasan Nusa Dua.

Direktur Utama JBT I Ketut Adiputra Karang mengungkapkan sistem buka-tutup diterapkan pada gardu tol 01 dan memasang papan petunjuk khusus jalur VIP.

Jalur khusus juga telah disiapkan di gardu 04 di setiap gerbang tol untuk perlintasan tim Paspampres, kepolisian, Korps Lalu Lintas dan TNI.

Sedangkan, Pemerintah Provinsi Bali juga menyiapkan sebanyak 2.600 penjor atau hiasan bambu panjang melengkung yang biasa dipasang ketika upacara besar di Pulau Dewata, di sepanjang rute dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menuju lokasi acara di Nusa Dua.

Kesiapan hotel

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mencatat jumlah hotel yang berada di bawah naungan asosiasi itu mencapai sekitar 316 hotel dengan total jumlah kamar mencapai 150 ribu kamar.

Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menyebutkan tingkat hunian hotel di area Nusa Dua, Kabupaten Badung, sudah penuh mengingat lokasi utama pelaksanaan WWF berada di Nusa Dua.

Sedangkan untuk area sekitarnya di antaranya Jimbaran, Kuta, Legian, Canggu, Sanur, dan Ubud, tingkat huniannya diperkirakan mencapai sekitar 75 persen.

Ada pun perhotelan di kawasan Nusa Dua yakni dipastikan sudah penuh yakni hotel yang berada di kawasan yang dikelola BUMN PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC).

Kawasan ITDC The Nusa Dua memiliki total sekitar 5.485 kamar yang tersebar di 22 hotel bintang lima dan vila mewah

ITDC mengungkapkan ada 10 hotel di kawasan itu yang menjadi tempat menginap tamu negara kategori VVIP dan VIP.

Seluruh hotel yang terkonfirmasi itu meningkatkan kesiapan fasilitas maupun sistem pengamanan di antaranya berupa mesin pemindai atau X-ray dan portal pemeriksaan keamanan atau security door.

BNDCC dan BICC

Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) dan Bali International Convention Center (BICC) merupakan dua lokasi utama selpelaksanaan World Water Forum Ke-10.

Lokasi kawasan konvensi (MICE) tersebut berada di the Nusa Dua yang dikelola oleh ITDC, dengan jarak keduanya yang tidak terlalu jauh.

BNDCC dijadwalkan sebagai lokasi pameran dan agenda pendukung WWF Ke-10 yang memiliki dua gedung utama secara terintegrasi dengan kapasitas daya tampung lebih dari 10 ribu orang.

Gedung ini dilengkapi dengan 44 ruang multi fungsi, termasuk tiga aula pertemuan yakni Nusa Dua Hall dengan luas 4.400 meter persegi, Pecatu Hall seluas 1.770 meter persegi dan Singaraja Hall seluas 1.734 meter persegi.

Selain itu, area lobi dengan luas 6.000 meter persegi dapat digunakan untuk pameran skala kecil dan untuk pameran luar ruangan dapat dilakuka di Taman Jepun dengan luas 1.500 meter persegi dan fasilitas area parkir yang mampu menampung 350 unit kendaraan.

Sedangkan lokasi untuk pertemuan tingkat kepala negara dalam penyelenggaraan World Water Forum Ke-10 rencananya dilaksakan BICC yang berada di kawasan Hotel Westin Resort Nusa Dua.

Gedung ini memiliki dua ruang utama dengan kapasitas masing-masing 2.500 dan 1.500 peserta, kemudian area pameran seluas 2.700 meter persegi, auditorium dengan kapasitas 500 kursi terpasang serta hampir 26 ruang rapat.

Selain infrastruktur tersebut, sejumlah persiapan juga dilaksanakan di antaranya Daya Tarik Wisata (DTW) kawasan persawahan terasering Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, kemudian kawasan mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai di perbatasan Denpasar dan Kabupaten Badung hingga Danau Batur di Kintamani, Kabupaten Bangli.

Lokasi itu masuk daftar agenda yang rencananya dikunjungi para delegasi termasuk kepala negara, termasuk di Garuda Wisnu Kencana (GWK) untuk lokasi penyambutan dan makan malam kepala negara.

Provinsi Bali kerap menjadi tuan rumah kegiatan kenegaraan dan hiburan skala besar misalnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, Pertemuan PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC), KTT APEC atau kerja sama negara di kawasan Asia Pasifik, pertemuan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia hingga ajang ratu kecantikan Miss World pada 2013.

Kemudian, pertemuan kelompok negara ekonomi terbesar atau G20, KTT Negara Pulau dan Kepulauan (AIS) hingga saat ini World Water Forum Ke-10.

Meski sudah memiliki pengalaman, namun persiapan matang memang harus ditingkatkan untuk menyukseskan gelaran kenegaraan yang tahun ini membahas terkait air demi kesejahteraan bersama.

Diharapkan, keramahan Bali dan Indonesia, seni budaya dan alamnya memberi inspirasi para pemangku kebijakan untuk mencari solusi menjawab tantangan air untuk kehidupan.(ANTARA)