Barometer.co.id-Manado. Menghadapi iven besar seperti PON, ujicoba atau try-out sangat dibutuhkan. Hal itu diungkapkan oleh pelatih Cabang Olahraga Bridge, Yuri Luntungan saat Kegiatan Rapat Evaluasi Hasil Capaian Cabang Olahraga Sulut pada pelaksanaan PON XXI/2024 Aceh-Sumut, yang diselenggarakan Satgas Pasca PON XXI di Sekretariat KONI Sario Manado, Rabu (11/12).

Menurut Yuri Luntungan, khusus untuk cabang olahraga bridge, latih tanding atau try-out menjadi harga mati untuk meningkatkan performa tim. Ia memberikan contoh bagaimana sulitnya tim Sulut bersaing di PON XXI. Hal itu terjadi karena progress latihan kurang optimal karena rata-rata pemain yang sudah berkeluarga jenuh untuk berlatih antar sesama pemain.

Dikatakan Yuri Luntungan, keberhasilan meraih medali emas di nomor beregu putra terjadi karena memang mental bertanding para atlet sudah teruji berkat pengalaman bertanding di level nasional bahkan international.

Namun demikian, menurut Yuri Luntungan, salah satu penyebab gagalnya tiga pasangan Sulut di nomor pasangan terjadi karena memang lawan yang dihadapi banyak melakoni try-out baik dalam negeri maupun luar negeri.

Sementara para pemain Sulut selama kurun waktu dua tahun hanya berlatih antar pemain sesama Sulut tanpa mencoba untuk beruji tanding dengan pasangan dari luar.
Artinya, secara teknis memang para pemain Sulut dengan lawan-lawan yang ada di Pulau Jawa cukup seimbang. Hanya saja, dari segi non teknis, ada pengaruh untuk atlet Sulut.

Jadi, suatu hal yang cukup lumrah ketika para pemain Sulut gagal mempertahankan permainan saat babak penyisihan nomor pasangan ketika sudah masuk dalam babak final. Yang pasti, selain bridge, sejumlah cabang olahraga juga mengatakan bahwa try-out sangat perlu bagi para atlet jika akan menghadapi iven besar seperti PON, yang sarat dengan gengsi daerah.

Untuk itulah, ke depan, mereka berharap KONI Sulut menyiapkan anggaran khusus bagi setiap cabor untuk melaksanakan try-out sebelum masuk dalam pertandingan resmi.(dni)