Barometer.co.id-Jakarta. Pemerintah secara resmi memperkenalkan 16 lokasi Sekolah Garuda di berbagai penjuru Indonesia. Sekolah Garuda merupakan salah satu dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden  Prabowo Subianto yang diperkenalkan kepada seluruh masyarakat secara serentak di 16 titik, Rabu.

Keenam belas Sekolah Garuda tersebut terdiri atas 12 Sekolah Garuda transformasi dan empat lokasi Sekolah Garuda baru yang kini tengah dibangun.

Sebanyak 12 Sekolah Garuda transformasi tersebut meliputi SMAN 10 Fajar Harapan, Aceh; SMA Unggul Del, Sumatera Utara; MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan; SMAN Unggulan MH Thamrin, DKI Jakarta; SMA Cahaya Rancamaya, Jawa Barat; SMA Taruna Nusantara, Jawa Tengah.

Selanjutnya, SMA Pradita Dirgantara, Jawa Tengah; SMAN 10 Samarinda, Kalimantan Timur; SMAN Banua BBS, Kalimantan Selatan; MAN Insan Cendekia Gorontalo, Gorontalo; SMAN Siwalima Ambon, Maluku; dan SMA Averos Sorong, Papua Barat Daya.

Adapun lokasi pembangunan Sekolah Garuda baru yang turut dikenalkan dalam kesempatan kali ini terdapat di Belitung Timur; Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur; Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara; dan Bulungan, Kalimantan Utara.

Sekolah Garuda transformasi merupakan program penguatan bagi SMA/MA yang sudah ada, agar mampu mengoptimalkan potensi siswa dan sekolah menuju standar pendidikan kelas dunia. Program ini meliputi pembinaan bagi siswa, peningkatan kapasitas guru, serta penguatan manajemen sekolah.

Sementara, Sekolah Garuda Baru merupakan sekolah yang dibangun dari nol di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), serta daerah yang masih memiliki keterbatasan akses terhadap pendidikan unggul.

Sekolah ini dirancang sebagai ekosistem pembelajaran inklusif dengan kurikulum berbasis data, fasilitas yang efisien, dan program pengabdian masyarakat sebagai bagian dari proses belajar.

Keduanya dirancang secara sinergis untuk meningkatkan kualitas dan memperluas keseimbangan akses pendidikan di seluruh Indonesia.

Harapan besar

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyebutkan inisiatif pendidikan Sekolah Garuda mampu meningkatkan minat siswa Indonesia di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).

“Dengan Sekolah Garuda ini kita berharap dapat melahirkan saintis dan juga ilmuwan di berbagai bidang khususnya STEM untuk mereka bisa melanjutkan studi di jenjang pendidikan tinggi yang ternama baik di dalam maupun di luar negeri,” kata Abdul Mu’ti.

Mendikdasmen juga mengharapkan lulusan Sekolah Garuda untuk memiliki kemampuan kepemimpinan yang mumpuni.

“Diharapkan mereka juga memiliki kemampuan-kemampuan yang saya kira juga tidak kalah pentingnya adalah kemampuan leadership atau kepemimpinan. Sehingga, (mereka) bisa mengombinasikan kemampuan akademik dengan leadership,” ujarnya.

Sekitar 2.400 km ke arah timur laut dari Jakarta, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa Sekolah Garuda dibentuk untuk menyiapkan generasi muda Indonesia agar mampu bersaing dan melanjutkan pendidikan ke universitas-universitas terbaik dunia.

“Ini memang sesuai harapan dari Pak Presiden bahwa kita menciptakan banyak lagi anak-anak yang merupakan SDM unggul yang nanti bisa mengakses universitas-universitas terbaik dunia,” ujar Meutya pada kunjungan pengenalan Sekolah Garuda di SMAN Siwalima Ambon, Maluku.

Menkomdigi menjelaskan program Sekolah Garuda memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas ruang belajar.

Meutya menyebut setiap sekolah terhubung dengan platform nasional yang memfasilitasi pertukaran guru, materi ajar, dan mentoring jarak jauh. Sehingga, siswa dari wilayah timur dapat mengikuti kelas secara berkolaborasi dengan siswa dari seluruh Indonesia.

Tak hanya dari kalangan pejabat, Talita Almira Salsabila, seorang siswi SMA Negeri Unggulan MH Thamrin Jakarta yang menjadi salah satu Sekolah Garuda transformasi itu memiliki harapan besar terhadap kehadiran Sekolah Garuda.

Ia bercerita bahwa terdapat seorang anak yang hanya tinggal bersama ayahnya sejak kecil, karena ditinggal ibunya berpulang ke pangkuan-Nya, dan selalu bermimpi untuk bisa menuntut ilmu di lembaga pendidikan terbaik, bahkan hingga ke luar negeri.

Saat ini, anak itu tengah berjuang menggapai mimpinya, dengan senantiasa berjuang sembari mengharumkan nama bangsa melalui berbagai kejuaraan sains di kancah global yang dimenangkan olehnya.

“Anak itu adalah saya. Dan saya berdiri disini bukan karena saya hebat. Tapi karena saya didukung oleh sistem dan lingkungan yang percaya bahwa setiap anak Indonesia berhak bermimpi setinggi langit,” ucap Talita.

Visi keberlanjutan

Hingga tahun 2029, Pemerintah RI berencana akan membangun hingga 20 Sekolah Garuda baru. Kemudian, diharapkan akan terbentuk 80 Sekolah Garuda transformasi pada tahun yang sama.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menargetkan sebanyak 100 bangunan Sekolah Garuda bisa beroperasi di Indonesia pada 2029.

Dia menekankan bahwa Sekolah Garuda merupakan inkubator calon pemimpin Indonesia untuk dapat menyiapkan generasi yang akan bertarung dalam menggapai Indonesia Emas 2045.

“Sekolah Garuda ini memang kita siapkan untuk melahirkan para petarung, Garuda-Garuda muda, yang lawannya bukan lagi sesama anak bangsa, tetapi negara lain. Singapura, China, Jepang, Amerika bisa bikin apa, kita juga harus bisa. Itulah yang nanti dilahirkan oleh Sekolah Garuda, petarung-petarung dengan level yang siap bersaing, meyakinkan diri bahwa kita mampu berkompetisi dengan siswa-siswa dari negara lain, dan kita pasti bisa,” kata Brian menegaskan.

Brian mengatakan, Sekolah Garuda ditujukan untuk mencetak generasi unggul yang mampu bersaing di kancah global dan masuk ke perguruan tinggi ternama.

Sekolah Garuda juga dirancang sebagai sekolah berasrama dengan fasilitas modern, bertujuan untuk mempercepat pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan memutus rantai kemiskinan menuju Indonesia Emas 2045.

Untuk mewujudkan sistem pendidikan yang adil dan berkelanjutan, Sekolah Garuda menerima siswa berprestasi dari keluarga menengah, bahkan keluarga mampu.

Sekolah Garuda menerapkan dua skema pembiayaan: 80 persen siswanya akan mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah, sedangkan 20 persen sisanya berbayar.

Di samping itu, para siswa dari Sekolah Rakyat juga bisa melanjutkan pendidikannya di Sekolah Garuda, selama berprestasi dan memenuhi kriteria.

Menteri Brian menegaskan Sekolah Garuda berdiri di atas tiga pilar utama, yakni penyeimbang akses bagi seluruh anak bangsa agar dapat berprestasi, inkubator pemimpin untuk menyiapkan generasi emas Indonesia 2045, terutama di bidang sains dan teknologi, serta pendidikan berkualitas yang menyatu dengan pengabdian masyarakat.

Dengan implementasi yang cermat dan komitmen berkelanjutan, Sekolah Garuda tidak hanya akan melahirkan talenta kelas dunia, tetapi juga menjadi model pendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.(ANTARA)


Oleh Sean Filo Muhamad
Editor : Sapto Heru Purnomojoyo