Barometer.co.id-Aermadidi. Semua anak bangsa harus menyadari bahwa fondasi utama negara ini adalah Pancasila,  kebhinekaan. Sehingga semua anak bangsa harus saling rangkul, menghormati dan menghargai. Demikian salah satu penekanan Senator Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Utara Ir Stefanus BAN Liow MAP (SBANL) dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Kegiatan bertempat di Warukapas, Kecamatan Dimembe, Minahasa Utara, Sabtu (13/02).


“Indonesia bisa merdeka, karena bersatunya seluruh kekuatan bangsa. Semua punya tekat yang sama yaitu Indonesia merdeka. Karena itu tidak bisa ada yang merasa paling berjasa. Indonesia memang lahir dari keberagaman, bhineka tunggal ika, “ujar SBANL.


Sebelumnya Senator SBANL secara rinci menjelaskan tentang Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konsitusi negara, lalu ketetapan MPR tentang Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia sebagai dan bentuk negara serta semboyan negara yaitu Bhineka Tunggal Ika.


Di hadapan peserta yang berasal dari sejumlah pemuka agama dan tokoh masyarakat Minahasa Utara, Senator SBANL yang juga juga akrab di panggil Stefa, mengakui masih ada fanatisme daerah di beberapa tempat. Sejumlah tokoh bangsa juga mempertontonkan sifat yang bertolak belakang dengan Pancasila. Ada juga pemahanan sempit dalam beragama dan bernegara, sehingga muncul radikalisme.
Kegiatan Sosialisasi dipandu secara bergantian oleh Ketua BPMW Tatelu, Pdt Frits Arthur Kelung dan Jefry Tumengkol. Pola pemaparan materi Senator yang cukup menarik dan fleksibel, direspon antusias.

Dalam sesi berbeda sejumlah peserta diantaranya Pdt Tommy Weken, Pdt Amos Mondoringin dan Pdt Jenny Tangkuman memberikan usul dan pertanyaan.
Pdt Tommy Weken selain mengutarakan apresiasi atas penjelasan narasumber, juga mengapriasi sikap pemerintah dalam mengantisipasi radikalisme dan ekstremisme. Dia menyamut positif sikap dan ketegasan Presiden Joko Widodo dalam pengangkatan Kapolri.


Sedangkan Pdt Amos Mondoringin mengatakan kegiatan tersebut cocok dengan budaya di Minahasa Utara dan Sulawesi Utara, yang sudah sejak dulu menyuburkan kebhinekaan. Saya mendukung kegiatan ini. Lebih dari itu saya mengusukan faktor budaya penting masukan dalam penyampaian sosialiasi empat pilar ditermpat lain, “ujar Pendeta Amos Mondorigin.


Selanjutnya Pdt Jenny Tangkuman menyorot soal keterpanggilan untuk menjaga kemajemukan serta moralitas sebagai upaya nyata menjaga kelangsungan negara Pancasila.
Pada kesempatan itu tokoh masyarakat Minahasa Utara, Mantan Anggota DPRD Pnt. Selfran Wungouw, mantan Pengurus DPP GAMKI Elvis Kusoy, Pnt Hendri Sondakh, Pnt Heskiel Malingkolang, Pnt Rein Sineri, Pnt Ismail Gundung, Pnt Melky Mewengkang, Pnt Harter Tangkere dan Djemi Baris menyatakan kebanggaan mereka atas konstisten Senator SBANL dalam melakukan sosialiasi Empat Pilar MPR RI.


Atas respon positif peserta, Ir Stefanus BAN Liow MAP, yang juga anggota Badan Sosialisasi MPR RI mengajak para pemuka agama dan tokoh masyarakat agar tidak lelah dalam upaya terus menjaga kebhinekaan.


“Ini semua adalah tanggung-jawab kita bersama, jangan pernah berhenti dan lelah menjaga Indonesia yang kita cintai. Pancasila tidak cukup dalam pengetahuan bila tidak nampak dalam tindakan, “tandas Stefa yang juga Wakil Ketua PURT dan Wakil Ketua Kelompok DPD RI di MPR.
Dia mengingatkan jiwa, nilai dan semangat kebangsaan harus terus di jaga dalam momentum peringatan peristiwa heroik Merah Putih 14 Februari 1946 di Sulawesi Utara.

“Peristiwa 14 Februari 1946 di Sulawesi Utara, adalah salah-satu bukti bahwa nasionalisme sudah tumbuh subur di Sulawesi Utara sejak dulu, “tandasnya.(don)