Barometer.co.id-Manado. Kontingen Sulawesi Utara direncanakan tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua dengan kekuatan 126 atlet, 39 pelatih dari 21 Cabang Olahraga. Dari jumlah cabor Sulut yang lolos kualifikasi PON baik secara langsung maupun pembagian kuota dari masing-masing induk organisasi, akan diulas soal peluang menyumbang medali bagi Bumi Nyiur Melambai.
Untuk saat ini, penulis akan mencoba memprediksi peluang Cabor Pencak Silat. Keberhasilan meloloskan enam pesilat lewat babak kualifikasi yang melibatkan seluruh provinsi, kans cabor yang dibesut pelatih senior Ventje Encho Simbar berkolaborasi dengan pelatih muda Kasman Hulinggi serta Royke Maengkom, cukup terbuka lebar.
Tangan dingin Encho akan menjadi taruhan di Papua. Sebab, dalam beberapa kali menangani Tim Pencak Silat Sulut di level paling bergengsi di Bumi Nusantara, Encho beberapa kali sukses mengantarkan atletnya meraih medali. Terakhir, Encho membawa Amelia Roring meraih medali perak di PON XVIII Riau Tahun 2012.
Sebelumnya, pada PON XVII Kaltim Tahun 2008, Encho berhasil mengantarkan Pengky Simbar dan Amelia Roring meraih medali emas. Sayangnya, karena ada sedikit miskomunikasi pada saat penetapan atlet di PON XIV Jawa Barat Tahun 2016, akhirnya Sulut gagal mendulang medali.
Entah secara kebetulan saat PON Jabar, Kontingen Pencak Silat Sulut tidak ditukangi Encho, tapi yang pasti ketika itu Sulut gagal total. Kini, kembalinya Encho dalam skuad kepelatihan Cabor Pencak Silat Sulut di PON XX Papua memberikan secercah harapan untuk kembali meraih hasil berupa medali.
Rasa optimisme untuk mendulang medali di Papua bukanlah sebuah angan angan. Sebab, secara materi, Sulut didukung para pesilat yang pernah meraih prestasi di level nasional bahkan internasional. Salah satu pesilat yang punya kans menyumbangkan medali adalah Hidayat Limuno.
Harapan besar kepada Hidayat Limuno bukanlah tanpa perhitungan. Sebab, pesilat asal Kota Bitung tersebut lolos ke PON Papua berkat statusnya sebagai Pesilat Pelatnas SEA Games Philipina Tahun 2019. Bahkan, ketika itu, Hidayat mampu menyumbang medali perunggu bagi Kontingen Merah Putih.
Selain Hidayat, dalam skuad PON Sulut juga diisi oleh Asadulloh Sultan, yang notabene adalah peraih medali emas di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) Tahun 2019. Hebatnya lagi, Chacan, begitu nama pesilat yang digodok lewat program PPLP Sulut sukses menjuarai POPNAS usai meraih tiket PON.
Empat pesilat lainnya juga sangat berpeluang meraih medali. Asadin Pasi, Chayrul, Gray Adam dan Gita Watung meski belum mengecap prestasi puncak di level nasional seperti Hidayat dan Chacan, tapi melihat semangat mereka dalam menjalani program latihan membuat kans medali sangat terbuka.
Encho, Kasman Hulinggi dan Royke Maengkom, yang menangani keenam pesilat di PON XX Papua nanti, tentunya tinggal mematangkan strategi bertanding lewat sejumlah program try out. Sebab, atlet olahraga bela diri akan lebih terasah jika banyak mendapatkan kesempatan bertanding.
Soal kans di PON XX Papua, Encho sebagai pelatih kepala, tetap merendah ketika ditanya soal peluang medali. Tapi, naluri sebagai seorang pelatih memberikan sebuah rasa optimisme bahwa cabor pencak silat Sulut punya kans medali. “Saya hanya mematok target medali, soal emas, perak atau perunggu akan ditentukan sang atlet di atas matras,” ujar Encho saat berbincang baru baru ini.(hja)