Barometer.co.id-Manado. Pada Maret 2021, penduduk Sulawesi Utara yang berada di bawah Garis Kemiskinan sebanyak 196,35 ribu orang, atau 7,77 persen dari total penduduk. Angka tersebut turun tipis 0,01 persen poin dibanding September 2020. Sedangkan jika dibandingkan dengan Maret 2020, naik 0,15 persen poin.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut mencatat, pada Maret 2021 penduduk miskin di Sulut sebanyak 196,35 ribu orang. Terjadi kenaikan 500 orang dibanding bulan September 2020 yang sebanyak 165,85 ribu orang. Sementara jika dibandingkan dengan Maret 2020, jumlah penduduk miskin naik 3,98 ribu orang.

Kepala BPS Sulut, Asim Saputra mengatakan, peran Garis Kemiskinan Makanan (GKM) sangat dominan dibanding Garis Kemiskinan non Makanan (GKNM). Besarnya GKM terhadap Garis Kemiskinan Sulut pada Maret 2021 sebesar 77,40 persen.

“Beras dan rokok kretek masih memberi sumbangan terbesar terhadap Garis Kemiskinan Sulut. Beras membersi sumbangan 22,10 persen di perkotaan dan 24,22 persen di perdesaan, sedangkan rokok kretek 10,16 persen di perkotaan dan 10,64 di perdesaan. Komoditas ketiga adalah ikan cakalang/tuna/tongkol yakni sebesar 6,72 di perkotaan dan 7,06 di perdesaan. Sementara komoditi yang memberi andil terbesar pada GKNM adalah perumahan sebesar 8,03 di perkotaan dan 7,86 di perdesaan,” kata Asim saat menyampaikan rilis profil kemiskinan Sulut, Kamis (15/07).

Ia menjelaskan, ada sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Sulut pada periode September 2020 – Maret 2021. Pertama adalah Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2021 mengalami peningkatan 4,63 poin dibanding September 2020, yaitu dari 97,64 pada September 2020 menjadi 102,27 pada Maret 2021. “Hal ini mengindikasikan terjadinya perbaikan kesejahteraan petani,” ujarnya.

Kedua, Indeks upah buruh pertanian mengalami kenaikan sebesar 1,92 persen, yaitu dari 106,15 pada September 2020 menjadi 108,19 pada Maret 2021. Ketiga, Ekonomi Sulawesi Utara triwulan I-2021 terhadap triwulan I-2020 tumbuh sebesar 1,87 persen. keempat, Selama periode September 2020 – Maret 2020, besarnya inflasi umum tercatat cukup rendah yaitu sebesar 1,53 persen. kelima, pada Februari 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun sebesar 0,09 persen poin yaitu dari 7,37 persen pada Agustus 2020 menjadi 7,28 persen pada Februari 2021. Dan keenam, pada Februari 2021, penduduk usia kerja yang terdampak covid-19 berkurang sebanyak 143.426 orang atau 49,86 persen dibandingkan dengan Agustus 2020.

Asim mengatakan, walau kemiskinan  Sulut turun sedikit, yaitu hanya 0,01 persen poin menjadi 7,77% pada Maret 2021,tapi membaiknya Distribusi Pengeluaran warga kelas menengah seperti sebelum pandemi merupakan pertanda baik bagi pemulihan ekonomi.

Tingkat kemiskinan di Sulawesi Utara berada di bawah nasional yang sebesar 10,14 persen. Dan di Pulau Sulawesi, kemiskinan di Sulut merupakan yang terendah. Tingkat kemiskinan tertinggi di Pulau Sulawesi terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 15,61 persen, kemudian Sulawesi Tengah 13,00 persen, Sulawesi Tenggara 11,66 persen, Sulawesi Barat 11,29 persen dan Sulawesi Selatan 8,78 persen.(jm)