Barometer.co.id – Amurang. 
Pada berbagai kesempatan Bupati Minahasa Selatan (Minsel) Franky Donny Wongkar (FDW) mengungkapkan ada ancaman besar yang dihadapi oleh dunia. Ancaman tersebut berupa pemanasan global akibat climate change atau perubahan iklim.

Ancaman ini menurut Bupati yang juga pernah mejadi Ketua WALHI Sulut tidak main-main sebab berdampak pada bencana alam, kelaparan akibat, naiknya air laut, penyakit dan berbagai dampak lain. Makanya Bupati berulangkali mendorong agar semua elemen dapat ikut berpartipasi pada upaya mengatasi pemanasan global.

“Pesan dari buah pikiran Bupati mengingatkan bahaya lebih besar. Sebab dampaknya tidak main-main karena mengancam populasi manusia. Apalagi Indonesia terlebih Minsel yang dekat dengan laut. Kita sendiri sudah merasakan berupa kenaikan suhu udara,” papar Kadis Lingkungan Hidup, Roi Sumangkut.

Mengerjakan apa yang menjadi pesan Bupati, DLH berupaya melakukan pembinaan ke kelompok-kelompok masyarakat. Kebetulan juga ada Program Kampung Iklim (Proklim) dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH).

“Proyek yang dikerjakan berupa pembinaan terhadap kelompok masyarakat dan kami gandeng dengan Proklim dari KLH. Langkah awal dengan mengikutkan dua kelompok masing-masing dari Kelurahan Rumoong Bawah dan Desa Sapa Timur,” tuturnya.

Melalui pembinaan dan pendampingan yang dilakukan DLH, Minsel mendapatkan penghargaan Proklim tahun 2021. Tidak tanggung-tanggung, kedua desa yang dibina dan diusulkan berhasil mendapatkan penghargaan tersebut.

“Keberhasilan yang dicapai tidak lepas dari dorongan pak Bupati untuk kita berpartisipasi mengatasi climate change. Begitu pula pihak pemerintah desa sert kelurahan dan kelompok masyarakat,” sebut Sumangkut.

Kedepan DLH akan melibatkan lebih banyak kelompok-kelompok masyarat untuk berpartisipasi menjaga alam dalam upaya mencegah terjadi climate change. Melalui kelompok-kelompok nantinya diharapkan menjadi ‘gelombang’ besar masyarakat yang tercerahkan akan pentingnya mencintai alam.

“Terlibat dan berpartisipasi dalam program antisipasi perubahan iklim dengan merubah pola pikir dan kebiasaan lama. Dimulai dari sendiri seperti mengurangi penggunaan plantik atau barang sulit terurai lainnya. Tidak membuang sampah sembarangan dan menanam pohon,” pungkasnya.(jim)