Barometer.co.id-Manado-Kendati masih minim fasilitas dalam bentuk lintasan atletik, tapi ternyata Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), mampu meraih prestasi juara umum pada ajang Kejuaraan Daerah (Kejurda) Atletik Sulawesi Utara, yang digelar 14-15 Juli 2022 di Stadion Maesa Tondano.

Informasi dari Ketua Umum Pengprov PASI Sulut, Jemmy Mokolengsang SH, secara keseluruhan Kabupaten Mitra berhasil mengumpulkan 17 medali emas dan 15 perak. “Juara umum Kejurda adalah Kabupaten Minahasa Tenggara,” ujar Mokolengsang.

Menurutnya, Kejurda Atletik Sulut yang disupport penuh oleh PB PASI memiliki dampak positif dalam pembinaan atlet di Sulut. Sebab, sejumlah kabupaten kota mulai menampakkan hasil pembinaan setelah mengalami kevakuman kompetisi tingkat provinsi kategori kelompok usia dan senior.

Lewat Kejurda, Mokolengsang mengaku optimistis jika atlet atlet Sulut mampu berprestasi di level nasional. Bahkan, khusus kelompok usia 18 tahun, 16 tahun bahkan senior, atlet Sulut berpeluang besar untuk meraih medali ketika berlaga di Kejuaraan Nasional yang akan berlangsung di Semarang, Agustus mendatang.

Sebab, selain memiliki atlet Pelatnas yakni Valentine Vanesa Lonteng, Sulut juga memiliki atlet debutan yang terjaring lewat Kejurda. “Hasil kejurda ada atlet usia 16 tahun yang memiliki kemampuan yang cukup menjanjikan untuk kejurnas nanti,” sebut salah satu pengacara yang berkarir di Jakarta.

Digelarnya Kejurda Atletik Sulut ternyata mampu membangkitkan semangat para mantan atlet untuk memberikan support terkait program yang diusung Pengprov PASI Sulut. Hal itu ditandai dengan kehadiran hampir seluruh mantan atlet di lokasi lomba Stadion Maesa Tondano.

Selain hadir sebagai panitia, ada juga mantan atlet yang hadir sebagai pelatih bahkan hanya menonton penampilan atlet generasi penerus. Kondisi ini menjadi sebuah fenomena yang positif dalam upaya untuk mengembalikan prestasi cabor atlet yang mengalami degradasi prestasi cukup lama.

Catatan media ini, prestasi puncak Cabor Atletik di iven paling bergengsi Pekan Olahraga Nasional (PON) terjadi pada tahun 2004 atau 18 tahun silam. Ketika itu di PON XVI Palembang, Kontingen Atletik Sulut mampu mendulang tiga medali emas dari kategori putri.

Sprinter Deysie Natalia Sumigar menjadi bintang pada saat itu ketika ia memberikan sumbangsih tiga medali emas masing-masing nomor 100 meter, 200 meter dan 4×100 meter bersama Deiby Caroles, Suryanita Intan Olii dan Diana Walean.

Usai PON Palembang, Kontingen atletik Sulut gagal di PON XVII Kaltim 2018, PON XVIII Riau Tahun 2012, PON XIX Jawa Barat Tahun 2016 dan PON XX Papua Tahun 2021. Padahal, sebenarnya di era tahun 2008, Sulut memiliki atlet potensial yang direkrut lewat program PPLP Sulut.

Sejumlah nama seperti Fernando Lumain dan Agustine Bawele serta Reynold Manalip pernah menghuni Pelatnas Jangka Panjang. Sayangnya, meski Fernando Lumain tercatat sebagai atlet tercepat di Jatim Open, ternyata di ajang multi iven, mereka gagal mempersembahkan medali bagi Sulut.

Kini, dimasa kepemimpinan Jemmy Mokolengsang, harapan untuk bisa mengulangi prestasi 20 tahun silam di Palembang cukup terbuka lebar. Sebab, jika tidak ada aral melintang, sprinter asal Minahasa Selatan, Valentine Vanesa Lonteng diprediksi mampu mempersembahkan medali emas di nomor sprint seperti yang pernah diukir Deysie Natalia Sumigar.(hja)