Barometer.co.id – Amurang

Sejak didirikan Komunitas Ibu Pencita Arisan (KIPA) menjadi solusi mendapatkan dana segar bagi anggota. Terutama mereka yang membutuhkan dana cepat dan sulit dipenuhi oleh lembaga keuangan formal.

Oleh pendirinya, Agnes Supit dikatakan KIPA yang telah tiga kali berganti nama memang dari mula dibentuk atas kebutuhan komunitas. Terutama kalangan ibu-ibu yang telah menjadi anggota komunitas untuk memenuhi kebutuhan mendesak. 

“KIPA ditujukan dari semula membantu anggota komunitas. Terutama memenuhi kebutuhan mendesak anggota. Secara sederhananya, KIPA mempertemukan pemilik dana dengan mereka yang membutuhkan, syaratnya baik pemilik dana dan peminjam harus menjadi anggota lebih dulu,” tukas Agnes.

Dalam perjalannya memang sempat pasang surut. Dari sebelumnya 900-an member, kini tinggal 500-an hasil dari seleksi alam. 

“Tidak mudah mengelola arisan, apalagi dengan adanya stigma negatif di masyarakat. Kuncinya bisa bertahan menurut kita bagaimana menjaga kepercayaan dari anggota. Sehingga mereka dapat merasa nyaman, baik sebagai pemilik dana maupun peminjam,” tukas Supit.

Lanjut dikatakan Agnes selaku pemilik KIPA sebenarnya arisan yang dijalankan sama dengan membantu mengelola dana dari anggota. “Sempat ada upaya membentu lembaga formal, namun masih ada hambatan-hambatan sehingga belum dapat terbentuk,” terangnya.

Selain mengelola keuangan, KIPA juga melakukan kegiantan-kegiatan. Seperti membantu korban-korban bencana maupun mereka yang membutuhkan. Contohnya saat terjadi bencana di Gorontalo, KIPA turut meberi bantuan. Begitu pula di panti asuhan dan lainnya.

“Anggota KIPA sudah menjadi seperti keluarga. Namun memang terkadang ada ketegasan-ketegasan yang harus diambil agar tetap berjalan. Selain secara internal, kami juga membantu panti-panti asuhan.

Dia juga bersukur KIPA boleh melewati masa-masa krisis selama dua tahun saat Pendemi Covid merajalela. “Sukur kita masih dapat melewati dan membantu anggota-anggota. Harapan kedepan dapat terus eksis dan kalau boleh menjadi lembaga formal,” kuncinya.(noh)