Barometer.co.id-Manado. Pesilat Sulawesi Utara Abdul Malik harus puas dengan perolehan medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 19th World Pencak Silat Championship di Melaka International Trade Centre (MITC), Melaka, Malaysia, 26 Juli-31 Juli 2022.

Meski demikian Kontingen Indonesia berhasil meraih juara umum dengan perolehan 11 emas, 9 perak dan 8 perunggu pada iven yang menghadirkan 22 negara diantaranya Aljazair, Azerbaijan, Bangladesh, Brunei Darussalam, Kanada, Jerman, Iran, Kazakhstan, Kirgistan, dan Laos, Belanda, Pakistan, Filipina, Singapura, Thailand, Inggris Raya, Amerika Serikat dan Uzbekistan.

Informasi yang diperoleh dari Ventje Royke Maengkom, pelatih Tim Pencak Silat Indonesia yang ikut, hasil yang diperoleh pesilat Sulut Abdul Malik sebenarnya bisa lebih baik jika tidak terjadi hal hal yang kontroversial saat menghadapi wakil tuan rumah di partai semifinal.

“Malik meraih dua kemenangan atas rivalnya dari Thailand dan Laos. Ketika berhadapan dengan tuan rumah Malaysia, Malik dinyatakan kalah kontroversial sehingga hanya berhak mendapatkan medali perunggu,” tukas Maengkom.

Menurut Maengkom meski persiapan tergolong singkat yakni 6 minggu, tapi ia bersyukur hasil yang dicapai Malik cukup baik. “Kami membawa misi untuk menjadi juara umum atas terpuruk di SEA Games kemarin yang mendapat 1 medali emas,” ujarnya.

Perjuangan dan motivasi Malik di kejuaraan dunia menurut Maengkom sangat luar bisa. Apalagi banyak permainan non teknis dari tuan rumah Malaysia dan Singapura. Namun dengan tekad dan perjuangan tak kenal lelah, tim Indonesia bisa yang terbaik.

“Kiranya perjuangan kami atlet dan pelatih Sulut di tim Indonesia ini bisa ada perhatian dari pemerintah Sulut, untuk dapat menjadikan motivasi bagi pejuang-pejuang olahraga Merah Putih di tanah Toar Lumimuut tercinta,” tukasnya.(hja)