Teddy Tandaju SE MBA (ADV.)
Business Coach & Dosen Prodi Manajemen
Unika De La Salle Manado
Saya bukanlah penggemar berat olahraga sepak bola yang masuk kategori fanatik. Namun, untuk pertandingan puncak final Piala Dunia 2022 antara tim Argentina dan Perancis, yang dihelat di Stadium Lusail, Qatar, 18 Desember 2022, wajib ditonton, dikarenakan Pesta Olahraga Dunia ini bukan saja sekedar pertandingan akbar namun juga ajang ‘silaturahmi’ negara-negara dunia untuk mempererat tali persaudaraan.
Dalam pertandingan yang menurut saya dapat dikategorikan ‘epic battle’ ini sungguh menyajikan permainan super kelas dunia. Kedua tim pemain mengeluarkan seluruh kemampuan dan skills tingkat dewa mereka. Taktik kerjasama tim merupakan kata kunci utama dalam olahraga beregu ini.
Berbeda dengan olahraga lain yang dapat dimainkan secara tunggal sehingga kemenangan tergantung pada keterampilan pribadi, namun sepak bola wajib menjaga keutuhan tim guna membobol gawang lawan.
Selesai babak pertama, tim Perancis telah ketinggalan skor 2-0, dan saya pun berpikir bahwa tim Argentina sudah menjemput kemenangan karena pasti tim Perancis akan sangat kesulitan untuk mengejar ketertinggalan ini. Namun, seperti kata orang, bola itu bulat bundar, siapa sangka tim Argentina bisa kecolongan dan skor bisa disamakan 2-2 pada babak kedua.
Di lain pihak, harus diakui bagaimana kegigihan tim Perancis sangat superior dikarenakan sikap tim yang tidak mudah menyerah di saat dalam tekanan. Menjelang detik-detik terakhir tambahan waktu, tim Argentina mampu menambah perolehan angka dan sontak saja sorak gegap gempita di seluruh dunia untuk kemenangn tim Argentina menggema dahsyat. Saya pun berpikir ‘game over’ untuk kemenangan.
Namun demikian, patut diakui sikap tim Perancis tetap menunjukkan kegigihan dan optimis untuk meraih kemenangan. Pertandingan belumlah usai sebelum memang usai adanya. Tim tetap solid menunjukkan sikap ‘fighting’ dan optimis untuk meraih kemenangan. Ini dibuktikan diakhir pertandingan skor imbang kedua tim 3-3 dan harus dilanjutkan dengan adu tendangan penalti.
Jika dalam pertandingan sepak bola, kemenangan harus ditentukan oleh adu tendangan penalti, saya tetap menganggap bahwa kemenangan adalah milik kedua tim. Mengapa demikian? Karena faktor terbesar dalam kemenangan yang ditentukan dengan cara ini tergantung pada tim siapa ‘dewi fortuna’ berpihak. Untuk kali ini, keberuntungan lebih berpihak ke tim Argentina.
Saya berkesimpulan bahwa hampir mencapai garis finish bukan berarti kita telah menyelesaikan tugas. Kita harus mencapainya bukan hanya ‘hampir mencapai’. Saya ambil hikmat dalam pertandingan ini bahwa sikap determinasi (kegigihan) harus terus kita pegang dan jangan pantang menyerah sebelum semuanya selesai.
Berkaca dari pertandingan ini, saya berpikir, memang betul kita kadangkala diuntungkan oleh faktor keberuntungan dalam mencapai atau memiliki sesuatu. Namun, tanpa adanya taktik dan kegigihan semuanya juga tidak akan berhasil.
Dan untuk kali ini, ketiga faktor “Kegigihan, Taktik & Keberuntungan” menjadi milik negara dengan bendera berwajah ‘matahari’ yang memiliki pemain legenda seperti Mario Kempes, Diego Maradona dan sekarang di tahun 2022, yakni Lionel Messi yang menjadi mega star dunia.
Demikian juga dalam membangun usaha kita, ketiga faktor ini harus dipertimbangkan dengan baik. Walau tak jarang kita telah melakukan strategi usaha dengan taktik terbaik, serta ditunjang kegigihan dalam berbisnis yang ekstra keras, namun ada kalanya, faktor keberuntungan dapat mempengaruhi hasil akhir usaha kita.
Lepas dari semuanya, jangan dilupakan pepatah lama dalam Bahasa Latin, ‘Ora et Labora’, tetaplah berdoa dalam setiap kerja dan usaha anda.(eau)