Barometer.co.id – Amurang
Mendekati habis tahun anggaran, sertifikasi guru yang seharusnya sudah disalurkan sebelum Natal hingga kini belum juga terealisasi. Bukan hanya guru yang terancam bernasib apes, mahasiswa yang mendapat beasiswa juga dapat menikmati lantaran belum masuk di rekening.
Masalah belum tersalurnya sertifikasi guru membawa pertanyaan besar siapa yang harus bertanggung jawab bila sampai akhir tahun tidak dicairkan. Dari informasi yang diperoleh, pikak Pemkab Minahasa Selatan (Minsel) telah menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) pada Bank SulutGo sebagai bank pelaksana.
Seharusnya bila SP2D telah diterbitkan yang diinformasikan telah dikeluarkan sebelum Natal, maka dana di rekening daerah masih tersedia. Seharusnya tidak ada alasan dari pihak bank untuk memperlambat proses yang dapat berujung pada ‘hangusnya’ sertifikat dan beasiswa.
“Kami sangat kecewa dengan Bank Sulutgo. Sebab sebelumnya kami telah konfirmasi langsung ke kepala cabangnya, dia berjanji paling lambat tanggal 27 sudah masuk ke rekening masing-masing penerima. Sayangnya dari laporan yang didapat, itu belum terjadi. Jadi kami menilai ada yang tidak sehat di bank Sulutgo,” tukas anggota DPRD Minsel Robby Sangkoy.
Anggota Fraksi Golkar ini menilai ada ketidakjujuran dan inkonsistensi di bank ‘plat’ merah tersebut. “Inikan jelas menimbulkan tanda tanya besar. Ada apa sebenarnya yang terjadi. Apakah karena ada masalah pada dana di rekening, pergeseran karena ada ‘prioritas’ dari Pemkab, ataukah murni kesalahan di Bank Sulutgo. Perlu dilakukan pemeriksaan dan kejujuran,” tekan Sangkoy.
Kepala Cabang Bank Sulutgo Bruly Jacobus ketika dikonfirmasi membenarkan kedua item yakni sertifikasi dan beasiswa belum masuk ke rekening masing-masing. Namun dia berkelit adanya masalah dari Pemkab yang melatarbelakangi.
“Untuk sertifikasi guru terdapat masalah pada nomor rekening penerima. Karena ada masalah maka dana belum dapat disalurkan. Kami masih menunggu perbaikan dana rekening dari Pemkab dulu. Sudah dijanjikan hari ini akan dikirimkan,” jelasnya.
Sedangkan beasiswa bagi mahasiswa tidak ada masalah. “Kami sudah melakukan entry ke masing-masing rekening. Sedikit terlambat karena memang nomor rekening yang dtransfer jumlahnya cukup besar. Bisa hari ini atau besok dan sudah ada di rekening,” tukas Jacobus.
Dari kalangan guru mengaku sangat kecewa. Sebab sertifikasi merupakan hak mereka dan sudah lama ditransfer oleh pemerintah pusat. Sehingga seharusnya tidak ada permasalahan. Mereka juga mengaku trauma dengan beberapa tahun lalu ketika dana sertifikasi yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) digeser untuk kegiatan lain.
“Kalau kecewa itu pasti dan tentu harap-harap cemas, sebab tinggal tiga hari lagi bank tutup buku. Apakah dana yang ada telah digeser atau digunakan untuk kegiatan lain, ataukah memang Bank Sulutgo yang sengaja memperlambat. Kami minta kejujuran dari semua pihak, sebab itu sudah merupakan hak,” sebut salah satu guru yang mintakan identitasnya disimpan.(jim)